KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah mengkaji ulang tambahan cuti bersama lebaran dari sebelumnya empat hari menjadi tujuh hari disambut baik oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, BEI menilai, wajib libur yang membuat perdagangan di bursa tutup dua minggu penuh tersebut akan merugikan baik bagi BEI maupun bagi investor. "Apalagi, ini adalah kebijakan yang mendadak. Hari tutup perdagangan saham di dunia, selayaknya ditentukan minimal setahun secara rapih di depan. Karena menyangkut rencana investasi besar," kata Tito Sulistio, Direktur Utama BEI kepada Kontan.co.id, Selasa (1/5). Ia juga mengatakan bahwa dengan kondisi mata uang Indonesia saat ini yang cukup volatile dan tingkat suku bunga berpotensi naik menjadikan investor asing menjadi was-was. Imbasnya, investor asing bisa jadi menarik investasinya dari Indonesia.
Soal libur Lebaran, BEI ingin libur bursa hanya di tanggal merah saja
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah mengkaji ulang tambahan cuti bersama lebaran dari sebelumnya empat hari menjadi tujuh hari disambut baik oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, BEI menilai, wajib libur yang membuat perdagangan di bursa tutup dua minggu penuh tersebut akan merugikan baik bagi BEI maupun bagi investor. "Apalagi, ini adalah kebijakan yang mendadak. Hari tutup perdagangan saham di dunia, selayaknya ditentukan minimal setahun secara rapih di depan. Karena menyangkut rencana investasi besar," kata Tito Sulistio, Direktur Utama BEI kepada Kontan.co.id, Selasa (1/5). Ia juga mengatakan bahwa dengan kondisi mata uang Indonesia saat ini yang cukup volatile dan tingkat suku bunga berpotensi naik menjadikan investor asing menjadi was-was. Imbasnya, investor asing bisa jadi menarik investasinya dari Indonesia.