Soal Nasib Vale di Indonesia, Jokowi: Masih Dalam Proses Kalkulasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, saat ini Pemerintah masih menghitung dan mengkaji perpanjangan kontrak PT Vale Indonesia Tbk (INCO) setelah kontraknya habis di Desember 2025 mendatang.

“Masih dalam proses kalkulasi masih dalam proses perhitungan-perhitungan kementerian terkait dan segera nanti diumumkan,” jelasnya dalam keterangan pers Presiden Jokowi usai menjajal kereta api di Maros melalui Youtube Sekeratriat Presiden, Rabu (29/3).

Baca Juga: Sentimen Negatif Menyerang Pasar, OCBC Sekuritas Jagokan Saham ANTM dan INCO


Jokowi menegaskan, pemerintah menginginkan agar Vale Indonesia bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk rakyat dan negara.

Adapun ketika ditanyakan mengenai perpanjangan kontrak karya (KK) Vale Indonesia, Presiden menyatakan sejauh ini pemerintah belum memutuskan apapun karena proses pengkajian masih berjalan.

“Belum diputuskan masih dalam kalukasi dan kajian perhitungan,” tegasnya.

Dalam catatan Kontan.co.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mulai memberi sinyal positif terkait perpanjangan izin kontrak pertambangan Vale Indonesia.

"Kalau Vale tidak ada masalah, diperpanjang. Kalau gak diperpanjang, mau diapain," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (2/12).

Meski demikian, Arifin menegaskan perpanjangan izin yang diberikan akan disertakan dengan kewajiban perusahaan untuk membangun smelter. "Tidak ada masalah, harus bangun smelter," tegas Arifin.

Sebagai informasi, Vale Indonesia memiliki program investasi senilai Rp 130 triliun guna mendukung hilirisasi nikel di Indonesia, dengan menggunakan energi bersih dan menyerap 30.000 tenaga kerja di Sulawesi

Dalam proyek Indonesia Growth Project (IGP) Sorowako, Vale bekerja sama dengan Huayou untuk membangun pabrik berteknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL). Kapasitas produksi smelter ini mencapai 60.000 ton Ni/tahun dalam MHP (mixed hydroxide precipitate).

Proyek dengan nilai investasi Rp 30 triliun ini juga turut menggandeng international automaker sekelas Ford Motor Co. Adapun konstruksi akan dimulai pada akhir 2023.

Baca Juga: Investor Singapura Masuk ke Proyek Smelter Nikel Vale Indonesia (INCO)

Kemudian ada juga proyek IGP Pomalaa yang merupakan pabrik HPAL Nikel dalam MHP. Smelter yang akan mengolah 120.000 ton Ni/tahun dikembangkan bersama Huayou dan Ford.

Adapun nilai investasi proyek yang mencapai Rp 67,5 triliun ini konstruksinya sedang berjalan. Di sini juga termasuk pembangunan pusat persemaian.

Lalu IGP Morowali merupakan pabrik berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) bersama Tisco dan Xinhai. Kapasitas produksi mencapai 73-80 kt Ni/tahun dalam feronikel (FeNi). Nilai investasi Rp 34 triliun (pabrik dan tambang).

Saat ini proyek IGP Morowali masih dalam proses konstruksi. Ini akan menjadi RKEF dengan intensitas emisi karbon terendah kedua setelah Sorowako karena tidak menggunakan batubara, tetapi gas bumi.

Termasuk pembangunan Pusat Persemaian. Tisco adalah anak perusahaan Baowu, produsen Stainless Steel terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto