KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai keputusan Presiden Joko Widodo untuk memindahkan Ibukota negara ke Kalimantan Timur dinilai terburu-buru dan terkesan hanya mengejar proyek bernilai ratusan triliun rupiah yang menguntungkan segelintir penguasa lahan. Koordinator Jatam Nasional, Merah Johansyah menilai rencana pemindahan ibukota tidak diikuti dengan publikasi kajian ilmiah yang mendukung. "Kami juga mempertanyakan dasar keputusan pemindahan yang tak dilakukan melalui jajak pendapat, tidak ditanyakan dulu kepada warga," ucap Johansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8). Baca Juga: Ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, emiten ini dapat untung
Soal pemindahan ibukota, Jaringan Advokasi Tambang angkat bicara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai keputusan Presiden Joko Widodo untuk memindahkan Ibukota negara ke Kalimantan Timur dinilai terburu-buru dan terkesan hanya mengejar proyek bernilai ratusan triliun rupiah yang menguntungkan segelintir penguasa lahan. Koordinator Jatam Nasional, Merah Johansyah menilai rencana pemindahan ibukota tidak diikuti dengan publikasi kajian ilmiah yang mendukung. "Kami juga mempertanyakan dasar keputusan pemindahan yang tak dilakukan melalui jajak pendapat, tidak ditanyakan dulu kepada warga," ucap Johansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8). Baca Juga: Ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, emiten ini dapat untung