KONTAN.CO.ID - PETALING JAYA. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad mengatakan sebuah janji mengenai transisi kepemimpinan masih tetap ada. Akan tetapi, lanjutnya, seorang perdana menteri harus memerintahkan dukungan mayoritas di Parlemen. "Kami telah berjanji," katanya dalam sebuah wawancara dengan Malaya Post TV tadi malam. “Bahkan jika saya ingin mengingkari janji, saya hanya bisa menjadi PM jika saya memiliki dukungan mayoritas di Parlemen. Tetapi jika mayoritas Dewan Rakyat menolak saya, saya akan jatuh, itu adalah demokrasi. Anggota Parlemen memegang kekuasaan untuk memutuskan. Jika saya tidak memiliki dukungan mayoritas, saya tidak bisa menjadi perdana menteri," jelasnya seperti yang dikutip oleh The Star Online.
Baca Juga: Cegah virus corona, Malaysia hentikan sementara pemberian visa untuk China Mahathir mengungkapkan hal ini ketika diminta untuk mengomentari transisi kepemimpinan setelah faksi-faksi tertentu di Parlemen, termasuk PAS, telah secara terbuka menyatakan pandangan mereka. Yakni, Mahathir harus menjalani masa jabatan penuh alih-alih menyerahkan kekuasaan kepada presiden PKR, Datuk Seri Anwar Ibrahim. Mahathir mencatat, Dewan Rakyat bahkan dapat menolak siapa pun yang dicalonkan oleh sebuah partai dengan jumlah kursi tertinggi.# Baca Juga: Indonesia bisa manfaatkan ketegangan India-Malaysia Masalah transisi kekuasaan diangkat ke permukaan karena tidak ada kerangka waktu formal yang ditetapkan untuk itu.