Soal Rencana Prabowo Ubah Skema Subsidi BBM Jadi BLT, Ini Tanggapan Kementerian ESDM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa baik pemerintahan saat ini maupun pemerintahan mendatang akan terus memiliki target yang sama, yaitu memastikan penyaluran subsidi energi yang tepat sasaran.

Presiden terpilih Republik Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto, berencana untuk melakukan perubahan dalam mekanisme penyaluran subsidi energi, di mana nantinya subsidi akan dialihkan menjadi bantuan langsung tunai (BLT). 

Dewan Penasihat Presiden terpilih Prabowo Subianto, Burhanuddin Abdullah, menjelaskan bahwa di era Prabowo, subsidi akan diberikan langsung kepada masyarakat dalam bentuk bantuan tunai, sehingga tidak lagi berfokus pada subsidi komoditas.


Baca Juga: Pengetatan Pengguna BBM Subsidi 1 Oktober Batal, ESDM: Masih Diperdalam Lagi

Menanggapi hal tersebut, Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut dengan tim transisi pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Namun, ia menegaskan bahwa tujuan pemerintah saat ini tetap sejalan, yaitu agar subsidi energi dapat disalurkan dengan lebih tepat kepada yang membutuhkan.

"Targetnya tetap sama. Idealnya, subsidi diberikan langsung kepada masyarakat untuk meningkatkan daya beli mereka," ungkap Agus, Jumat (27/9).

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi subsidi energi hingga akhir Agustus 2024 telah mencapai Rp 102,8 triliun. 

Baca Juga: Pemanfaatan EBT Membutuhkan Investasi Jumbo

Wakil Menteri Keuangan I, Suahasil Nazara, menyebutkan bahwa subsidi energi ini digunakan antara lain untuk bahan bakar minyak (BBM), dengan volume sebesar 10.284,4 ribu kiloliter, atau naik 0,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, penggunaan LPG bersubsidi tabung 3 kg tercatat mencapai 4.744,7 juta kg, meningkat 1,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

"Peningkatan ini menunjukkan bahwa konsumsi LPG 3 kg oleh masyarakat terus meningkat, yang mencerminkan peningkatan ekonomi di kalangan pengguna LPG subsidi," jelas Suahasil dalam konferensi pers APBN di Jakarta, Senin (23/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .