KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usulan tarif royalti progresif untuk komoditas emas, tembaga dan perak bisa mempengaruhi laba emiten komoditas. Kebijakan ini diusulkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam revisi PP No 9/2012 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) misalnya, kontribusi penjualan produk tambang emas masih yang terbesar senilai Rp 3,84 triliun atau setara dengan 55,17% dari seluruh total pendapatan ANTM hingga akhir kuartal ketiga sebesar Rp 6,96 triliun. Masih ada kotribusi dari produk tambang lain, seperti feronikel, bijih nikel, bauksit, perak, batubara, dan logam mulia lainnya. Selain ANTM, ada beberapa emiten lain yang bisa terpengaruh kebijakan ini, Dua di antaranya yakni PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Seberapa pengaruhnya? Namun sayang emiten belum banyak berkomentar.
Soal royalti progresif, Antam belum bisa komentar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usulan tarif royalti progresif untuk komoditas emas, tembaga dan perak bisa mempengaruhi laba emiten komoditas. Kebijakan ini diusulkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam revisi PP No 9/2012 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) misalnya, kontribusi penjualan produk tambang emas masih yang terbesar senilai Rp 3,84 triliun atau setara dengan 55,17% dari seluruh total pendapatan ANTM hingga akhir kuartal ketiga sebesar Rp 6,96 triliun. Masih ada kotribusi dari produk tambang lain, seperti feronikel, bijih nikel, bauksit, perak, batubara, dan logam mulia lainnya. Selain ANTM, ada beberapa emiten lain yang bisa terpengaruh kebijakan ini, Dua di antaranya yakni PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Seberapa pengaruhnya? Namun sayang emiten belum banyak berkomentar.