KONTAN.CO.ID - BEIJING. China saat ini sedang bersiap untuk menggelar latihan militer di laut sekitar Taiwan menyusul perjalanan politisi top AS Nancy Pelosi ke pulau itu. Melansir
BBC, Nancy Pelosi sudah meninggalkan Taiwan pada Rabu (3/8/2022) setelah kunjungan singkat namun kontroversial ke Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi yang memisahkan diri. Sebagai tanggapan, China mengumumkan latihan militer lima hari yang "perlu dan adil", yang akan dimulai pada hari Kamis.
Taiwan mengatakan 27 pesawat tempur China telah memasuki zona pertahanan udaranya. Pada hari Rabu, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan telah mengerahkan jet untuk memperingatkan mereka. Kementerian pertahanan Taiwan kemudian menambahkan bahwa pesawat tak dikenal, mungkin drone, telah terbang di atas pulau-pulau terpencil Kinmen, lapor Reuters. Dikatakan militer menembakkan suar untuk mengusir pesawat dan tetap waspada.
Baca Juga: Setelah Kunjungan Kontroversial, Nancy Pelosi Akhirnya Meninggalkan Taiwan China mengatakan latihan itu akan berlangsung di beberapa perairan tersibuk di dunia dan akan mencakup "penembakan peluru jarak jauh". Taiwan telah meminta kapal-kapal untuk mencari rute alternatif demi menghindari latihan dan sedang bernegosiasi dengan negara tetangga Jepang dan Filipina untuk menemukan rute penerbangan alternatif. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan negara itu menghadapi "ancaman militer yang sengaja ditingkatkan". Dalam upaya untuk menenangkan masalah, para menteri luar negeri negara-negara G7 - Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS - merilis pernyataan bersama yang mengatakan eskalasi China berisiko mengacaukan kawasan. "Tidak ada pembenaran untuk menggunakan kunjungan sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan. Itu normal dan rutin bagi legislator dari negara kami untuk melakukan perjalanan internasional," demikian bunyi pernyataan itu.
Baca Juga: Apakah China akan Menyerang Taiwan? Ini Analisis Pentagon Sebelumnya, melansir
Reuters, Nancy Pelosi bilang, seiring menghormati kebijakan "Satu China", solidaritas AS dengan Taiwan lebih penting dari sebelumnya. Dia menegaskan hal itu saat konferensi pers bersama dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
AS mendukung status quo dan tidak ingin sesuatu terjadi ke Taiwan secara paksa, tambah Pelosi. Saat ditanya tentang konsekuensi ekonomi yang harus dihadapi Taiwan sebagai akibat dari kunjungannya, Pelosi mengatakan bahwa Chips and Science Act yang baru-baru ini disahkan membuka pintu bagi pertukaran ekonomi yang lebih baik antara AS dan Taiwan. Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan dengan pesawat militer AS dan berangkat sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Korea Herald melaporkan, dari Taiwan, Nancy Pelosi bertolak menuju Seoul di Korea Selatan, di mana dia pada hari Kamis akan bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo untuk pembicaraan tentang keamanan di kawasan Indo-Pasifik, kerja sama ekonomi dan krisis iklim.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie