JAKARTA. Minimnya ekspansi pembukaan lahan tertanam baru serta peremajaan (replanting) dari perusahaan perkebunan sawit mengakibatkan tata ruang perkebunan sawit nasional semakin terbatas. Tentu saja, kondisi tersebut akan memukul perusahaan penyedia benih dalam negeri karena tidak dapat meningkatkan penjualannya.Salah satu perusahaan penyedia benih sawit terbesar di dalam negeri seperti PT Socfin Indonesia misalnya, tahun ini hanya menargetkan penjualan sebanyak 30 juta butir sawit atau sama dengan raihan penjualan tahun lalu.Eko Dermawan, Seed Sales dan Marketing Manager PT Socfin Indonesia mengatakan, penjualan benih sawit sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam mendorong industri tersebut. Kita ingin tahu pemerintah arahnya kemana, berapa luas pengembangannya," kata Eko, beberapa waktu lalu.Untuk dapat menghasilkan benih sawit sebanyak itu, Socfin mengandalkan dua lahan indukan atau seed garden yang berlokasi di Sumatera Utara (Sumut) dengan total luas lahan mencapai 400 hektar (ha). Saat ini Socfin memiliki tiga varietas benih sawit. Harga jual benih sawit yang dihasilkan berfariasi mulai dari Rp 10.000 per butir - Rp 18.000 per butir. Pasar penjualan benih sawit Socfin juga beragam, tidak hanya petani plasma tetapi juga perusahaan perkebunan.Selain dipasarkan di dalam negeri, benih sawit Socfin juga dijual ke pasar ekspor. Untuk jumlahnya Eko bilang volumenya masih kecil yakni sekitar 10% atau 3 juta butir benih dari total penjualan setiap tahunnya. Tujuan ekspor benih tersebut antara lain negara-negara dikawasan Afrika.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Socfin prediksi penjulan benih sawit stagnan
JAKARTA. Minimnya ekspansi pembukaan lahan tertanam baru serta peremajaan (replanting) dari perusahaan perkebunan sawit mengakibatkan tata ruang perkebunan sawit nasional semakin terbatas. Tentu saja, kondisi tersebut akan memukul perusahaan penyedia benih dalam negeri karena tidak dapat meningkatkan penjualannya.Salah satu perusahaan penyedia benih sawit terbesar di dalam negeri seperti PT Socfin Indonesia misalnya, tahun ini hanya menargetkan penjualan sebanyak 30 juta butir sawit atau sama dengan raihan penjualan tahun lalu.Eko Dermawan, Seed Sales dan Marketing Manager PT Socfin Indonesia mengatakan, penjualan benih sawit sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam mendorong industri tersebut. Kita ingin tahu pemerintah arahnya kemana, berapa luas pengembangannya," kata Eko, beberapa waktu lalu.Untuk dapat menghasilkan benih sawit sebanyak itu, Socfin mengandalkan dua lahan indukan atau seed garden yang berlokasi di Sumatera Utara (Sumut) dengan total luas lahan mencapai 400 hektar (ha). Saat ini Socfin memiliki tiga varietas benih sawit. Harga jual benih sawit yang dihasilkan berfariasi mulai dari Rp 10.000 per butir - Rp 18.000 per butir. Pasar penjualan benih sawit Socfin juga beragam, tidak hanya petani plasma tetapi juga perusahaan perkebunan.Selain dipasarkan di dalam negeri, benih sawit Socfin juga dijual ke pasar ekspor. Untuk jumlahnya Eko bilang volumenya masih kecil yakni sekitar 10% atau 3 juta butir benih dari total penjualan setiap tahunnya. Tujuan ekspor benih tersebut antara lain negara-negara dikawasan Afrika.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News