KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Social Bella kembali dapatkan dukungan investor lewat suntikan pendanaan terbaru di tengah pandemi Covid-19. Pendanaan terbaru tersebut senilai US$ 58 juta, dimana sebelumnya Social Bella mengumumkan investasi Seri D sebesar US$ 40 juta pada September 2019. Suntikan dana baru ini diraih Social Bella dari investor Global termasuk Temasek dari Singapura, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures. Putaran pendanaan terbaru ini akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan di pasar perawatan kecantikan dan pribadi di Indonesia, yang menurut Euromonitor, diperkirakan akan tumbuh hingga US$ 8,5 miliar pada tahun 2022.
Baca Juga: Menyasar pasar ibu-ibu, Social Bella luncurkan platform baru Lilla by Socialla Dengan dukungan berkelanjutan dari para investornya, Social Bella berada pada posisi yang baik untuk membuka potensi pertumbuhan itu dengan model bisnis yang berkelanjutan dan ekosistem yang komprehensif. Co-Founder dan Presiden Social Bella, Christopher Madiam menyebut di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi keseluruhan bisnis secara global. Namun, pihaknya melakukan adaptasi dengan cepat untuk melayani kebutuhan konsumen. Melalui ekosistem yang terintegrasi, didukung oleh teknologi serta pemahaman yang mendalam tentang konsumen Indonesia, maka Social Bella mampu melayani konsumen dengan relevan dan tetap kompetitif. "Ini menghasilkan peningkatan organic traffic secara signifikan pada platform kami selama periode karantina. Kami juga mencatat rekor ukuran keranjang belanja tertinggi secara online di Sociolla berkat kepercayaan konsumen kami di tengah Covid-19. Oleh karenanya, kami sangat berterima kasih atas kepercayaan para investor di tengah masa yang sulit ini," jelas Christopher dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id pada Senin (6/7).
Baca Juga: Sociolla bagikan paket kecantikan bagi tenaga medis Covid-19 di 4 RS rujukan Co-Founder dan CEO Social Bella, John Rasjid menjelaskan bahwa Social Bella berencana menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan infrastruktur teknologi. “Dengan dukungan yang kuat dari aspek teknologi dalam rutinitas kami sehari-hari, kami bertujuan untuk lebih relevan dengan konsumen serta memberikan pengalaman berbelanja dengan lebih baik," tutur John Rasjid. Baru-baru ini, Social Bella meluncurkan lini bisnis baru, Lilla by Sociolla (lilla.id), dikhususkan untuk ibu-ibu mencari produk kurasi terbaik bagi anak-anak dan diri mereka sendiri. Co-Founder and Managing Partner of East Ventures, Willson Cuaca juga menyampaikan, bahwa pihaknya sejak awal melihat potensi dan kesiapan Social Bella untuk memenangkan pasar kecantikan. Social Bella dinilai dapat menyediakan penawaran dan produk yang tetap relevan dengan kebutuhan di pasar. "Itulah alasan utama bagi kami untuk terus mendukung mereka lewat tiap putaran pendanaan sejak 2015. Kami senang bahwa tim Social Bella selalu bertindak tegas dan gigih selama masa pandemi dan kami sangat yakin bahwa mereka akan semakin kuat setelah krisis ini berlalu," jelas Willson.
Baca Juga: Simak nih, tips makan karbohidrat tanpa bikin perut gendut Sementara itu, David Gowdey dari Jungle Ventures juga menyambut baik kemitraan strategis yang terjalin dengan Social Bella. Ia melihat investasi pihaknya di Social Bella merupakan tonggak penting bagi Jungle Ventures di Indonesia. "Investasi tambahan ini akan memperkuat kemitraan kami dengan Social Bella dan memungkinkan Jungle Ventures untuk memperluas kerja sama secara regional," ungkap David.
Diluncurkan pada 2015, Social Bella merupakan sebuah e-commerce kecantikan dengan pertumbuhan paling cepat menjadi sebuah ekosistem lengkap untuk menggarap pasar kecantikan dan perawatan diri Indonesia yang berkembang.
Baca Juga: Social Bella gandeng Lazada luncurkan flagship store edit by Sociolla di LazMall Social Bella telah memiliki beberapa unit bisnis dan diperkirakan akan menjangkau sekitar 30 juta pengguna pada tahun 2020. Unit bisnis Social Bella ialah, SOCO, Beauty Jurnal, Sociolla, Lilla by Sociolla dan Brand Development. Hingga saat ini, Social Bella telah memiliki 6 toko offline di seluruh Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli