JAKARTA. Bulan ini PT Soechi Lines Tbk (SOCI) baru saja membeli kapal
medium range berkapasitas 40.000
deadweight tonnage (DWT). Tambahan kapal baru tersebut menggenapi total kapasitas DWT perusahaan ini menjadi 1,61 juta. Soechi Lines tak membeberkan nilai pembelian kapal tersebut. Yang terang, koleksi kapal mereka kini sebanyak 39 kapal dengan bobot mati kapal dari 308.592 DWT-1,49 juta DWT. Jenisnya mulai dari kelas
very large crude carrier (VLCC). Informasi saja, DWT adalah ukuran untuk menakar daya angkut kapal secara aman. DWT mencakup berat kargo, bahan bakar, air bersih, air pemberat, penumpang dan awak kapal. Ukuran DWT mengecualikan berat kapal itu sendiri.
Tahun ini, Soechi Lines ingin menjaga tingkat keterpakaian kapal alias utilitas sebesar 80%. Perusahaan berkode saham SOCI di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengklaim, utilitas kapal sepanjang kuartal I 2017 sesuai dengan harapan, yakni 84,9%. Mengintip materi paparan publik Soechi Lines di BEI, tercatat total kontrak per kuartal I 2017 yakni US$ 305 juta. Sebanyak US$ 269 juta adalah kontrak segmen bisnis pelayaran. Adapun 79% kontrak pelayaran berupa kontrak
time charter dengan rata-rata periode kontrak 4,5 tahun. Sementara US$ 36 juta kontrak per kuartal I 2017 yang selebihnya berasal dari segmen bisnis galangan kapal. Nilai kontrak tersebut mencakup pembuatan tujuh kapal berupa kapal tanker, kapal perintis dan kapal navigasi. Biarpun kontribusi kontrak galangan kapal kalah dengan pelayaran, Soechi Lines tak kekurangan optimisme. Pertimbangan mereka, lokasi bisnis galangan kapalnya strategis, yakni di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Lokasi itu adalah satu dari tiga lokasi perdagangan bebas atawa
free trade zone (FTZ) di Tanah Air. Dua lokasi lain adalah Batam dan Bintan. Selain itu, secara internal Soechi Lines menandai perkembangan signifikan untuk bisnis galangan kapal. Sejak 2012 menggeluti bisnis itu, mereka sudah mengerjakan delapan unit kapal. "Dulu di Indonesia hanya untuk r
epair dan
maintenance tapi sekarang digenjot agar bikin kapal baru," ujar Paula Marlina, Direktur Keuangan PT Soechi Lines Tbk, saat paparan publik, Rabu (19/7). Batal mencari dana Kecuali capaian kontrak hingga kuartal I 2017 tadi, belum ketahuan kontrak lain Soechi Lines. Manajemen perusahaan hanya bilang, akan berkabar jika memenangkan tender baru. Sementara ini, Soechi Lines mengalokasikan
capital expenditure (capex) atau dana belanja modal sebesar US$ 30 juta-US$ 50 juta untuk mendanai ekspansi tahun ini. Alokasi capex bisa bertambah sejalan dengan kontrak yang nanti didapatkan.
Perlu diketahui, Soechi Lines memang memutuskan lebih selektif mencari pendanaan. Awalnya, perusahaan itu menerbitkan surat utang senilai US$ 300 juta. Tujuan pengunaannya, 85% duit untuk
refinancing utang, 10% untuk membeli kapal dan 5% untuk modal kerja. Namun, bulan Juni lalu Soechi Lines membatalkan obligasi tersebut. Pertimbangan perusahaan ini adalah kondisi pasar saat ini. "Kalau mencari dana lewat
bonds seperti ini, apakah akan bagus dari segi
cost of fund atau amortisasi dari loan itu," kata Paula, membeberkan pertimbangan Soechi Lines. Lagipula mengenai utang, masih ada jangka waktu satu tahun bagi Soechi Lines untuk melunasi utang jatuh tempo yang sedianya akan dibayar dengan obligasi. Oleh karenanya, perusahaan tersebut semakin melihat penerbitan obligasi hal yang urgen. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan