Soesatyo: Sejak awal SBY tahu elpiji akan dinaikan



JAKARTA. Politisi Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram awal 2014 menggambarkan betapa manajemen pemerintahan saat ini benar-benar tidak berwibawa.

Karena menurut Wakil Bendahara Umum Partai Golkar ini, bagaimana pun kebijakan menaikkan harga elpiji tabung 12 Kg sebagai kebijakan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan hanya kebijakan PT Pertamina.

"Logika sederhananya begini. Pertamina itu BUMN yang diikat dengan UU. Dia (Pertamina) harus tunduk kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden dan Menteri ESDM sebagai Pembina. Apalagi komoditi yang dikelola Pertamina sangat strategis dalam konteks kepentingan rakyat," kata Soesatyo, Minggu (5/1), seperti dikutip dari Tribunnews.com.


Karena itu, dia tegaskan, baik Presiden maupun Menko Perekonomian yang mengatakan kenaikan harga elpiji itu sebagai aksi korporasi Pertamina yang sulit dicegah, adalah sesuatu yang tidak bisa begitu saja dipercaya. "Hanya orang bodoh yang percaya pada argumentasi ngawur seperti itu," tegasnya.

 "Jadi, kalau Presiden dan Menko Perekonomian mengatakan naiknya harga elpiji 12 Kg sebagai aksi korporasi Pertamina, pernyataan ini sarat kebohongan," tuturnya lagi.

Selain itu, imbuhnya, kenaikan harga elpiji 12 Kg tidak mendadak, melainkan sudah direncanakan dan diketahui pemerintah. Sebab, PT Pertamina telah melaporkan rencana kebijakan perubahan harga elpiji 12 Kg kepada Menteri ESDM Jero Wacik. Mekanisme pelaporan ini sesuai dengan Pasal 25 Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji. "Karena kenaikan harga elpiji berdampak sangat luas dan signifikan terhadap kehidupan rakyat, Jero Wacik pasti tidak berani bertindak sendirian. Dia akan berkoordinasi dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Apalagi, ada dampak inflatoir dari naiknya harga gas elpiji. Hatta dan Jero Wacik pasti harus berkonsultasi dengan Presiden SBY sebelum memberi respon final kepada Pertamina," jelasnya. "Kesimpulannya sederhana saja, karena sejak 1 Januari 2014 Pertamina telah menaikan harga gas elpiji 12 kilogram, berarti Presiden dan para pembantunya telah menyetujui proposal Pertamina itu. Kalau tidak disetujui SBY, Pertamina tidak akan berani menaikan harga gas elpiji," imbuhnya.

Karena itu, instruksi SBY kepada Wapres Boediono agar mengadakan rapat koordinasi dengan para pihak terkait untuk menyikapi kenaikan harga gas elpiji sebagai kepura-puraan belaka. (Andri Malau)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan