KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan pembuat kendaraan tanpa pengemudi atau self-driving asal Amerika Serikat (AS) yang mayoritas sahamnya dimiliki General Motors Co, Cruise menyetujui investasi senilai US$ 2,25 miliar oleh perusahan SoftBank Corp asal Jepang. Hal ini disampaikan perusahaan kepada Dewan Keamanan Nasional AS. Sebelumnya, SoftBank memang tengah diawasi oleh AS atas hubungannya dengan perusahaan-perusahaan China di tengah meningkatnya perang dagang dan perang teknologi antara Washington dan Beijing. SoftBank memang dalam proses meningkatkan investasi di kendaraan melalui Vision Fund dengan target investasinya tahap kedua mencapai US$ 100 miliar. Setara dengan investasi yang digelontorkan pada tahap pertama. Komite Investasi Asing di AS (Committe on Foreign Investment in the United States/CFIUS) yang mengkaji potensi masalah keamanan nasional pun menyetujui investasi tersebut. Dengan syarat, seluruh teknologi Cruise akan sepenuhnya terlarang bagi SoftBank menurut sumber Reuters yang dikutip, Sabtu (6/7).
Juru bicara SoftBank menolak berkomentar terkait kebijakan tersebut. Departemen Tresuri, yang memimpin CFIUS juga tak memberi keterangan lebih detail terkait rencana tersebut. Namun, persetujuan tersebut memberikan tempat duduk bagi SoftBank di jajaran manajemen Cruise. Menjadikan total investasi yang diterima oleh perusahaan ini mencapai US$ 7,25 miliar sejak tahun lalu. "Berita hari ini adalah langkah penting dalam mencapai tujuan kami untuk mengembangkan dan menggunakan kendaraan tanpa pengemudi dalam skala besar," ujar CEO Cruise Dan Ammann dalam keterangan resminya. Namun, persetujuan ini tidak bersifat mutlak lantaran CFIUS bakal melakukan kajian lebih dalam terkait rencana ini. Investasi senilai US$ 2,25 miliar ini diluncurkan oleh SoftBank pada Mei 2018 di ramainya investasi teknologi oleh perusahaan Jepang. Hal ini dibarengi pula pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) dan teknologi finansial (Tekfin) oleh konglomerat Jepang di sektor telekomunikasi. Bendera merah Investasi ini menaikkan bendera merah oleh CFIUS karena Softbank berinvestasi di banyak unit mobilitas, dan beberapa diantaranya berbasis di China. Cara ini juga dinilai dapat mendorong perusahaan yang berinvestasi untuk berbagi informasi.