KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sokongan dari pengendali saham menjadi salah satu kunci bank-bank yang sahamnya dimiliki asing agar tetap agresif menjalankan bisnisnya dengan baik di Indonesia. PT Bank KB Bukopin Tbk (
BBKP) alias KB Bank misalnya, perbaikan kinerja yang begitu pesat tidak terlepas dari pengendali sahamnya KB Kookmin Bank yang merupakan salah satu bank terbesar di Korea Selatan. Direktur Utama KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee mengatakan, dari sisi dukungan permodalan, Kookmin Bank telah menyuntik BBKP senilai Rp 17 triliun hingga kini.
Bukan hanya permodalan, Tom menyebut KB Kookmin Bank juga memberikan dukungan infrastruktur seperti pengembangan sistem IT hingga peningkatan kualitas SDM dengan memberikan training karyawan. Selanjutnya, Tom mengakui memang permodalan KB Bank terus berkurang dikarenakan telah digunakan untuk investasi yang dibutuhkan KB Bank di masa depan.
Baca Juga: Asing Mulai Masuk Bursa, Cek Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Selama Sepekan Namun meski begitu pengendali saham KB Kookmin Bank tetap akan memberikan sokongannya dalam bentuk permodalan, namun hal ini masih butuh didiskusikan dan diperhitungkan dengan matang ke depannya. "Kami belum bisa menyampaikan rencana (suntik modal) kapan, tetapi selain
support itu, kantor pusat mendukung kami dari berbagai hal, salah satu yang penting mengenai
training atau pendidikan sehingga kemampuan dan kompetensi para karyawan terus meningkat," ungkap Tom saat ditemui Kontan di Jakarta belum lama ini. Lebih lanjut Tom menegaskan, KB Kookmin Bank sebagai pengendali saham akan terus mendukung dan memberikan sokongan kepada KB Bank beserta anak usahanya di Indonesia, hingga nantinya dapat menghasilkan keuntungan Rp 10 triliun per tahun. Dukungan lainnya yang juga diberikan oleh ekositem KB Financial Group (KBFG) adalah berupa aksi borong saham. Tom menyebut, sebagai salah satu bentuk dukungan yang nyata, para petinggi KBFG di Korea termasuk Chairman KB Financial Group dan CEO KB Kookmin Bank, juga perusahaan afiliasinya, akan melakukan aksi borong saham, mengikuti Langkah yang lebih dulu dilakukan para petinggi KB Bank belum lama ini. "Saya sudah meminta ke Chairman, CEO, dan juga Chief level lainnya di Korea, untuk membeli saham KB Bank, dan mereka memang akan melakukan pembelian itu. Karyawan di Korea juga banyak yang membeli secara pribadi karena mereka percaya dengan KB Indonesia," ungkap Tom.
Baca Juga: Pekan Kedua Juli 2024, Aliran Modal Asing Masuk Rp 5,59 Triliun ke Dalam Negeri Sebagai informasi, jajaran direksi KB Bank telah melakukan penambahan kepemilikan saham BBKP sebanyak 11,7 juta saham. Dengan demikian, kepemilikan saham BBKP oleh direksi bertambah dari 13,59 juta saham atau 0,0072% dari jumlah saham beredar menjadi 25,29 juta saham atau 0,0135% dari jumlah saham beredar. Menurut Tom, hal tersebut bisa menjadi sentimen positif untuk harga saham BBKP ke depannya. Tak ayal Tom pun optimis pihaknya dapat membawa KB Bank mencatatkan kinerja positif pada tahun 2025 mendatang. Adapun per Mei 2024, Tom menyebut KB Bank telah mencatatkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang positif, yakni meningkat menjadi Rp 27 miliar, atau tumbuh 105,92% yoy, dan terus mempertahankan tren positif. Senada, PT Bank Oke Indonesia Tbk (
DNAR) alias OK Bank juga tidak lepas dari sokongan pengendali sahamnya Ok Next Co,Ltd., Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah mengatakan, selain sokongan permodalan pengendali saham juga memberikan bantuan teknis khususnya terkait produk-produk konsumer yang merupakan expertise Ok Next Co,Ltd., di Korea "Dampaknya pertumbuhan kredit di sektor tersebut yang cukup signifikan," ungkap Efdinal kepada Kontan. Lebih lanjut Efdinal menyebut sebagai pemegang saham, Ok Next Co,Ltd., sudah memberikan komitmen dukungan jangka panjang terkait keberlangsungan bisnis OK Bank Indonesia. Dalam menjalankan fungsi intermediasi, OK Bank juga telah meningkatkan penyaluran kreditnya sekitar 6,16% YoY menjadi Rp 8,44 triliun. Capaian itu juga sudah mendekati posisi penyaluran kredit di akhir tahun 2023 yang sekitar Rp 8,52 triliun. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), OK Bank telah menghimpun DPK di periode tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp 5,70 triliun. Capaian tersebut sedikit turun dari posisi sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,77 triliun.
Baca Juga: BI Catat Aliran Modal Asing Kembali Masuk Pasar Domestik di Pekan Kedua Juli 2024 Sementara itu PT Bank J Trust Indonesia Tbk (
BCIC) juga tidak luput dari sokongan pengendali sahamnya J Trust Co., Ltd. Selain sokongan permodalan, pengendali saham juga memberikan memberikan sokongan dengan menjembatani hubungan bisnis dari perusahaan-perusahaan yang ada di Korea.
Terbaru, bank yang dikendalikan investor asal Jepang ini melakukan kerja sama bisnis dengan Kagawa Bank, lembaga keuangan asal Negeri Sakura. Lewat kerja sama itu, keduanya berkomitmen menyatukan pengetahuan perbankan mereka untuk memenuhi kebutuhan para mitra kerja mereka, seperti untuk kebutuhan ekspansi bisnis,
business matching, dan pembiayaan atas kebutuhan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. “Kerja sama ini akan membuka peluang bisnis yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha yang pada akhirnya membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Jepang,” kata dia dalam keterangan resminya, ungkap Direktur Utama J Trust Bank, Ritsuo Fukadai belum lama ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .