Sokongan yang bikin rupiah kembali perkasa



JAKARTA. Rupiah berpeluang kembali menguat dengan dukungan sentimen domestik dan regional. Kemarin (9/3) nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,02% ke Rp 13.157 per dollar Amerika Serikat dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara Selasa (8/3), berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia rupiah melemah 0,76% ke Rp 13.128.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, pelemahan mata uang Garuda pada Selasa lalu karena adanya aksi profit taking. "Rupiah terkena sentimen dari data neraca perdagangan China," ujarnya.


Tercatat, surplus neraca perdagangan Tiongkok bulan Februari lalu ambruk dari CNY 406 miliar menjadi CNY 210 miliar.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan, kenaikan cadangan devisa Indonesia Februari yang sebesar US$ 104,5 miliar bakal menyokong penguatan rupiah pada Kamis (10/3) ini.

Alhasil modal asing diperkirakan kembali mengalir deras. Di jangka pendek, rupiah bergerak stabil, mengingat belum terlihat tekanan eksternal. Data ekonomi AS mixed. Walhasil, The Fed belum akan menaikkan suku bunga.

Sementara penerapan suku bunga negatif Eropa dan Jepang memicu investor melirik rupiah, karena Indonesia menawarkan return lebih tinggi. Kamis (10/3) Rully memprediksi, rupiah menguat di Rp 13.100 - Rp 13.170 per dollar AS. Senada, Faisyal menebak menguat pada rentang Rp 13.070 - Rp 13.230 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie