Solusi Agar Perusahaan Tidak Tergerus Disrupsi Digital



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Disrupsi di era digital melaju kencang. Supaya dapat bertahan, setiap perusahaan harus bisa beradaptasi dengan cepat.

Salah satu solusi bagi perusahaan untuk tidak tertinggal disrupsi digital adalah bekerjasama dengan Venture Builder

Berbeda dengan Venture Capital (VC), Venture Builder fokus pada riset dan pengembangan teknologi dan validasi model bisnis sebelum membentuk badan usaha dan melakukan investasi, sehingga resiko kegagalan dapat diminimalisir. 


Sedangkan Venture Capital fokus pada investasi berbasis valuasi pada badan usaha yang sudah bergerak namun mayoritas merugi.

Baca Juga: Bidik Pasar Ekonomi Digital dalam Negeri Paygua Dirikan Gua Digital

Venture Builder atau VB sudah  populer di Eropa dan terbukti keberhasilannya. 

Salah satu perusahaan VB yang terkenal adalah Rocket Internet, perusahaan di balik kesuksesan Lazada, Zalora, Foodpanda dan berbagai perusahaan digital lainnya dan berhasil melantai di bursa Jerman pada tahun 2014

Hal ini yang mendasari mantan karyawan Rocket Internet, Kailash Raghuwanshi dan konsultan teknologi Mahardika Prima mendirikan Gua Digital, sebuah perusahaan Venture Builder yang melakukan pengembangan di Paygua, aplikasi teknologi finansial untuk usaha yang saat ini bekerjasama dengan GarudaFood

Gua Digital percaya bahwa mengembangkan bisnis teknologi yang disruptif dan memecahkan masalah bukan sekedar soal besarnya investasi, tetapi pondasi yang baik. 

“Membangun teknologi adalah keahlian kami, namun keberhasilan suatu bisnis teknologi bukan hanya terletak pada teknologi, pendiri yang berpengalaman atau investasi besar-besaran untuk akusisi pasar, tapi sumber daya distribusi,” ujar CEO Gua Digital, Kailash Raghuwanshi dalam keterangannya, Rabu (19/10).

Baca Juga: Hilang dicuri hampir seabad yang lalu, patung kepala Budha kembali ke China

Ia melanjutkan pendekatan Gua Digital adalah Corporate Venture Building, dimana mereka bekerjasama dengan perusahaan yang sudah sangat kokoh namun belum memiliki pengalaman mendirikan perusahaan berbasis teknologi. 

"Kami melakukan spin-off entitas perusahaan baru dan meluncurkannya ke pasar dengan jalur distribusi yang sudah matang, sehingga mudah untuk akusisi pasar tanpa harus bakar uang seperti startup yang didanai Venture Capital,” terangnya.

Pendiri dan COO Gua Digital Mahardika Prima menambahkan bahwa ia melihat banyak perusahaan besar dengan sumber daya keuangan dan distribusi yang kuat gagal dalam mengembangkan bisnis digital setelah menghamburkan puluhan miliar karena salah strategi.

“Di Gua Digital kami membangun teknologi yang kami analisa berhasil di negara lain, mengimplementasikannya di Indonesia, dan bekerjasama mendirikan perusahaan dengan pemain besar di industri sejenis sehingga dapat terakselerasi dengan cepat pertumbuhannya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli