MOMSMONEY.ID - Sebagai solusi investasi masa depan yang berkelanjutan, Eastspring Investments Indonesia meluncurkan reksadana anyar bertajuk Reksadana Indeks Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI pada Jumat (22/11).
Reksadana yang mengusung tema keberlanjutan lingkungan, sosial dan tata kelola atawa environmental, social and governance (ESG) ini merupakan produk perdana yang menggunakan acuan indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI. Indeks tersebut berisi 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan kualitas keuangan perusahaan, serta memiliki likuiditas yang baik.
Direktur Eastspring Investments Indonesia, Sulystari mengatakan, Reksa Dana Indeks Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI sesuai bagi investor yang menginginkan pendekatan ESG dalam investasinya. Sebab, reksadana ini berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang merupakan pemimpin dalam peringkat ESG. Dengan menerapkan praktik ESG, Eastspring berharap dapat memberikan solusi bagi investor sekaligus menjadi bagian dalam penerapan investasi berkelanjutan di pasar modal Indonesia.
Eastspring Indonesia berkomitmen menerapkan keputusan investasi yang bertanggung jawab, yang tercermin dalam penandatanganan Principles for Responsible Investment (PRI). PRI adalah program sukarela yang didukung oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mencakup enam prinsip yang mengintegrasikan isu Lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi.
"Kami berharap kehadiran Reksadana Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI dapat memperkaya varian produk dan memberikan kombinasi investasi bagi investor yang menyukai reksadana dengan strategi pengelolaan pasif (berbasis indeks) dan secara historis memberikan imbal hasil optimal,” kata Sulystari, mengutip siaran pers, Jumat (22/11).
Reksadana Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI mengantongi pernyataan efektif dari OJK pada 23 Oktober 2024. Kebijakan investasi produk ini, yaitu minimal 80% dari komposisi portofolio diinvestasikan pada saham-saham di Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI. Kemudian, maksimal 20% portofolio boleh ditempatkan pada saham atau obligasi lokal/asing, atau efek pasar uang yang jatuh tempo tak lebih dari setahun.
Produk bertema ESG ini ditujukan bagi investor ritel maupun insitusi. Khusus ritel, minimal pembelian bisa mulai dari Rp 10.000. Eastspring mengutip biaya pembelian maksimal 2% per transaksi, sedangkan biaya jual 0,5% per transaksi. Adapun, imbalan manajer investasi bervariasi, 1% hingga 3%. Bank DBS Indonesia bertindak sebagai Bank Kustodian.
Menurut Liew Kong Qian, Head of Investment Eastspring Investments Indonesia, indeks ESGQ45 IDX KEHATI dipilih menjadi acuan, karena selain menerapkan saringan ESG, saham konstituennya juga memiliki kriteria dari aspek kualitas keuangan perusahaan seperti rasio laba terhadap modal (ROE), rasio utang berbanding modal (DER), dan kestabilan pertumbuhan laba.
Memang, performa ESGQ45 IDX KEHATI sedang loyo. Berdasarkan data IDX, tahun ini berjalan sampai 30 September 2024, kinerja ESGQ45 IDX KEHATI masih -2,6%. Namun, kata Liew, berdasarkan base date 1 Juni 2016 sampai 30 September 2024, indeks ini membukukan imbal hasil 40,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan kinerja indeks LQ45 13,2%.
"Kami melihat penurunan kinerja indeks di tahun ini sebagai peluang untuk meluncurkan produk baru di level yang lebih rendah," beber dia melalui keterangan tertulis, Rabu (20/11).
Nah, supaya reksadana anyar mendapatkan respons positif meski pasar sedang loyo, Eastspring, kata Liew, juga bertekad konsisten menjaga kinerja imbal hasil produk mirroring dengan kinerja indeks acuan ESGQ45 IDX KEHATI dengan tracking error atau penyimpangan minimal.
Eastspring tidak menjanjikan target imbal hasil. Namun berdasarkan data historis, menurut Liew, ESGQ45 IDX KEHATI memberikan imbal hasil yang terbaik di antara indeks SRI KEHATI yang ada saat ini di BEI.
Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos menyambut baik penawaran Reksadana Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI kepada publik. Tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata, investasi berbasis ESG juga bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, dan secara tidak langsung investor berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Kata Riki, investasi dengan nilai-nilai ESG cenderung memiliki risiko yang lebih rendah. "Mereka lebih mampu mengantisipasi dinamika regulasi, tantangan perubahan iklim dan isu lingkungan lainnya, serta isu-isu sosial yang dapat berdampak negatif pada bisnis," imbuh dia, Jumat (22/11).