KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Kemasan Digital Tbk (
PACK) menggelar sejumlah aksi korporasi setelah berganti pengendali. PACK akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada Senin, 30 Desember 2024. Ada lima agenda yang akan dibahas dalam RUPSLB tersebut. Pertama, PACK akan meminta persetujuan perubahan nama dari PT Solusi Kemasan Digital Tbk menjadi PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk. Kedua, PACK akan melakukan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham alias Initial Public Offering (IPO). Manajemen PACK menjelaskan, pada 31 Januari 2023, PACK memperoleh pernyataan efektif sehubungan pelaksanaan IPO.
Baca Juga: Saham & Waran Solusi Kemasan Digital (PACK) Bisa Ditransaksikan Lagi Hari Ini (6/11) PACK menawarkan 308 juta saham dengan harga Rp 162 per saham. Dengan begitu, nilai emisi IPO PACK sebesar Rp 49,89 miliar. Setelah dikurangi biaya penawaran umum perdana, hasil bersih yang diraih PACK sebesar Rp 46,65 miliar. Per Juni 2024, PACK sudah menyerap Rp 43,73 miliar untuk keperluan pengembangan teknologi Rp 6,43 miliar dan modal kerja sebesar Rp 37,29 miliar. Dus, dana hasil IPO PACK masih tersisa Rp 2,92 miliar. PACK berencana untuk menggunakan sisa dana hasil penawaran umum perdana untuk pembayaran biaya persiapan pelaksanaan perubahan kegiatan usaha. "Rencana perubahan penggunaan dana akan ditujukan untuk menunjang persiapan pelaksanaan kegiatan usaha baru Perseroan," ungkap Manajemen PACK dalam keterbukaan informasi, Kamis (21/11). Ganti Pengendali dan Masuk ke Bisnis Nikel Selanjutnya, agenda ketiga dari RUPSLB PACK adalah perubahan kegiatan usaha. Latar belakang dilaksanakannya perubahan kegiatan usaha PACK adalah untuk menyelaraskan dengan kegiatan usaha PT Eco Energi Perkasa (EEP), sebagai pengendali PACK. EEP akan memperluas kegiatan usahanya di Indonesia. Ekspansi tersebut akan melibatkan PACK melalui entitas anak untuk mengembangkan bisnis perdagangan besar dan/atau pengangkutan logam dan bijih logam, baik secara langsung maupun tidak langsung. PACK berupaya untuk berinvestasi pada perusahaan yang diyakini menawarkan peluang atau potensi untuk menciptakan nilai tambah. Sektor yang dilihat dapat menyediakan landasan yang optimal untuk mengambil manfaat atas pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan adalah sektor perdagangan nikel. "Dalam rencana perubahan kegiatan usaha, perseroan tidak menghasilkan produk atau layanan yang dapat dikonsumsi yang perlu dipasarkan. Oleh karena itu, Perseroan tidak menyediakan kegiatan pemasaran. Semua kegiatan pemasaran nantinya akan dilakukan melalui perusahaan anak," terang Manajemen PACK.
Baca Juga: FlexyPack (PACK) Mantapkan Brand Positioning di Industri Kemasan Berdasarkan proyeksi keuangan yang disusun oleh Manajemen PACK, pengaruh penambahan kegiatan usaha pada kondisi keuangan secara konsolidasi antara lain sebagai berikut: 1. Entitas anak akan menjalankan kegiatan usaha perdagangan besar logam dan bijih logam. 2. Secara konsolidasi, di tahun 2025 penjualan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar Rp 5,3 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 346 miliar. 3. Terkait dengan posisi keuangan per 31 Desember 2025, total aset diperkirakan mencapai sekitar Rp 798 miliar dengan total liabilitas sekitar Rp 408 miliar dan total ekuitas Rp 390 miliar. Sekadar mengingatkan, pada 22 Oktober 2024 EEP telah menandatangani transaksi pengambilalihan sebanyak 753.400.500 (753,4 juta) saham atau 49% kepemilikan atas PACK dari PT Star Magnum Capital, Michael Gerald Jusanti, PT JJF Investama, Hendrick, dan PT Benson Kapital Indonesia. Pengambilalihan 49% saham tersebut menyebabkan adanya perubahan pengendalian atas PACK. Perubahan pengendali ini dilakukan melalui penawaran tender wajib atas saham-saham PACK sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.9/2018. Dengan pergantian pengendali kepada EEP, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham (final beneficiaries of share ownership) PACK adalah Deng Weiming. Mengutip Forbes, Deng Weiming merupakan konglomerat asal China yang merupakan bos dari CNGR Advanced Material, perusahaan yang membuat komponen baterai lithium.
Penambahan Modal dan Rights Issue
Agenda keempat dari RUPSLB PACK adalah peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor penuh. Hal ini sehubungan dengan agenda kelima PACK, yakni pelaksanaan Peningkatan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue. Saat ini, Pasal 4 Ayat (1) dan (2) anggaran dasar PACK menyatakan bahwa modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor penuh adalah masing-masing sebesar Rp 49,18 miliar dan Rp 15,37 miliar. Jumlah tersebut masih kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk mendukung rencana PMHMETD. Sehubungan dengan hal tersebut, PACK bermaksud untuk meningkatkan modal dasar menjadi Rp 3 triliun. Sedangkan modal disetor dan ditempatkan hingga sebanyak-banyaknya Rp 1,01 triliun, termasuk saham baru yang wajib diterbitkan apabila seluruh pemegang Waran Seri I melaksanakan haknya. Setelah itu, PACK akan memiliki ruang yang cukup untuk meningkatkan modal disetor.
Baca Juga: Perkuat Kinerja, Solusi Kemasan Digital (PACK) Fokus Menggarap Segmen UMKM PACK berencana untuk melakukan PMHMETD I dengan menawarkan kepada para pemegang saham hingga sebanyak-banyaknya 100 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 10 setiap saham. Ketentuan-ketentuan PMHMETD I, termasuk rasio, harga pelaksanaan, jumlah saham baru yang dikeluarkan, serta nilai emisi akan diungkapkan dalam prospektus. PACK akan menggunakan dana hasil pelaksanaan PMHMETD I untuk pembayaran pinjaman, belanja modal, investasi, modal kerja PACK dan/atau entitas anak. Adapun, tanggal daftar pemegang saham yang berhak menghadiri RUPSLB (recording date) PACK adalah 5 Desember 2024.
Dari sisi pergerakan saham, harga PACK telah melonjak 375% dalam tiga bulan terakhir. PACK menutup pekan lalu dengan penguatan 9,35% ke level harga Rp 152 per saham pada Jumat (22/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi