Solusi Pratama sudah habiskan dana rights issue



JAKARTA. PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) rupanya sudah menyerap seluruh dana penerbitan saham baru (rights issue) di kuartal III-2013 dengan nilai sebesar Rp 648 miliar. Adanya dana segar ini membuat perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi ini bisa menambah jumlah menara telekomunikasi atau base transciver station (BTS) sesuai rencana.

Nobel Tanihaha, Presiden Direktur Solusi Tunas Pratama menuturkan bahwa alokasi dana rights issue tersebut telah dipergunakan seluruhnya sesuai dengan rencana perusahaan. "Dana rights issue yang diterbitkan tahun lalu telah terserap semua. Tapi, saya tidak hafal angka-angkanya. Yang jelas, dana ini telah dipakai untuk ekspansi kami yang sesuai dengan prospektus," ucap dia ke KONTAN, Rabu (16/10).

Catatan saja, pada 8 Agustus 2012, Solusi Pratama menerbitkan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) sebesar Rp 648 miliar. Setelah dipotong biaya penawaran umum dan lain sebagainya, maka perusahaan ini berhasil mengantongi hasil bersih sebesar Rp 644,09 miliar.


Berdasar informasi dari keterbukaan bursa, perusahaan ini menggunakan sekitar 39,2% dari dana hasil rights issue untuk pembelian menara telekomunikasi.

Rinciannya, pembelian aset sejumlah 176 menara BTS, 185 shelter, serta aset dan perangkat penunjang infrastruktur jaringan kabel serat optik dengan total nilai sebesar  Rp 169,1 miliar. Selain itu, Solusi Pratama juga sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 83,5 miliar untuk pembelian aset sejumlah 60 menara.

Sementara itu, sekitar 50% dari dana hasil rights issue yang sebesar Rp 322,04 miliar telah dialokasikan perusahaan ini untuk ekspansi usaha yang masih terkait dengan penambahan menara atau sistem telekomunikasi.

Adapun sisanya sekitar 10,8% atau mencapai Rp 69,45 miliar, telah dipakai untuk modal kerja perusahaan, seperti beban pemasaran, umum dan administrasi, serta beban operasional lainnya.

Nobel berujar, meski pada kuartal III ini telah menghabiskan dana rights issue, pihaknya optimistis tetap bisa berekspansi sesuai rencana kerja. "Meski dana rights issue habis, kami masih tetap menjalankan ekspansi sesuai rencana hingga akhir tahun nanti," katanya yakin.

Solusi Pratama menargetkan bisa menambah sebanyak 800 menara sampai 1.000 menara baru sampai akhir tahun ini. Ia menargetkan bisa mempunyai 3.500 unit menara telekomunikasi sampai dengan akhir tahun ini.

Nobel bilang, biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu menara berkisar Rp 1 miliar sampai Rp 1,2 miliar. Untuk itu, perusahaan ini menyiapkan belanja modal senilai Rp 1,5 triliun yang diambil dari dana rights issue dan pinjaman perbankan.

Terkait dengan rencana aksi korporasi anorganik atau akuisisi, seperti menara telekomunikasi dari operator seluler, menurut Nobel, pihaknya masih wait and see melihat peluang yang ada.

Yang jelas, dengan adanya aksi korporasi ini, Nobel menargetkan pertumbuhan pendapatan Solusi Pratama sampai akhir tahun ini bisa tumbuh 50% dibanding pendapatan tahun 2012 yang sebesar Rp 529,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon