Jakarta. Keracunan makanan adakah kondisi atau gangguan kesehatan yang terjadi karena mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi. Biasanya, keracunan makanan bukan merupakan kondisi yang serius dan beberapa penderitanya bisa sembuh dalam waktu beberapa hari tanpa pengobatan. Dalam banyak kasus, keracunan makanan disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri, seperti salmonella atau Escherichia coli (E. coli), atau virus seperti norovirus. Agar keracunan makanan tidak berakibat fatal, pahami dulu tanda dan gejala, serta penananganannnya yang disarikan dari NHS Choices berikut ini. Tanda dan gejala
- Perut sakit dan mual
- Muntah
- Diare, yang mungkin mengandung darah atau lendir
- Kram perut
- Kekurangan energi dan kelemahan
- Kehilangan selera makan
- Suhu tinggi (demam)
- Otot sakit
- Panas dingin
- Dalam kebanyakan kasus, gejala-gejala tersebut akan berlalu dalam beberapa hari dan Anda akan pulih sepenuhnya.
- Tidak memasak makanan secara menyeluruh dan matang (terutama daging).
- Menyimpan makanan yang mudah busuk dengan benar di bawah suhu lima derajat celsius.
- Membiarkan terlalu lama makanan yang sudah dimasak di suhu yang hangat.
- Menyentuh makanan makanan dengan tangan kotor.
- Makanan kedaluwarsa.
- Penyebaran bakteri antara makanan yang terkontaminasi (kontaminasi silang).
- Daging mentah
- Telur mentah
- Kerang dan ikan mentah
- Susu yang tidak dipasteurisasi
- Makanan siap saji
- Sampai Anda merasa lebih baik, Anda harus beristirahat dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Makan ketika Anda merasa sanggup melakukannya, tetapi cobalah porsi kecil makanan terlebih dahulu.
- Minum larutan elektrolit atau larutan gula garam.
- Gejala bertambah parah.
- Gejala tidak mulai membaik setelah beberapa hari.
- Terjadi gejala dehidrasi berat, seperti kebingungan, detak jantung yang cepat, mata cekung dan tidak berkemih, atau urine sangat sedikit.
- Anda sedang hamil.
- Usia Anda lebih dari 60 tahun.
- Keracunan terjadi pada bayi atau anak-anak.
- Anda punya penyakit tertentu, seperti penyakit inflamasi usus (IBD), penyakit katup jantung, diabetes, atau penyakit ginjal.
- Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya, karena obat, pengobatan kanker, atau HIV.