Solusi Tunas (SUPR) jalin kerjasama dengan Icon+ untuk fiberisasi BTS



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) fokus menjalin kerjasama dengan PT Icon+ dalam menyelenggarakan fiberisasi menara base transceiver station (BTS) tahun ini, seperti yang dikemukakan dalam kesempatan ekspos publik SUPR di Hotel Grand Sherraton, Jakarta Selatan, Rabu (15/5).

"Kerjasama antara kami dengan PT Icon+ adalah kerjasama bagi hasil. Yang kami kembangkan adalah mengolah aset-aset PLN, dalam hal ini adalah tiang listrik. Pihak kami bertanggung jawab pada pemasangan tiang dan maintenance. Sementara semua aset PLN, dipegang oleh PT Icon+" jelas Nobel Tanihaha kepada Kontan, Rabu (15/5).

Sebagai informasi, PT Icon+, memiliki hak untuk menggunakan jaringan kabel optik milik PLN yang dibangun bersama dengan infrastruktur listrik. PLN sebagai pemilik aset, menyediakan right of way access dan jaringan kabel optik bagi SUPR.


Proyek menghubungkan antara tower listrik ini, diakui mengambil biaya sebesar Rp 100 miliar dari total dana capex sebesar Rp 500 miliar tahun ini. "Hal ini berkaitan erat dengan perubahan behavior masyarakat yang mulai beralih ke smartphone. Begitu pula untuk menikmati tayangan, lebih banyak mengakses internet. Sehingga pembangunan fiber optik ini penting," lanjutnya.

Kerjasama dengan PT Icon+ juga menjadi salah satu bentuk optimisme perusahaan menyongsong target 2019 yakni menambah 1000 tenant. Sebelumnya, perusahaan penyedia menara telekomunikasi ini menderita kerugian pendapatan sekitar 0,45% di tahun 2018.

Di kuartal I-2019, perseroan dapat mencapai pendapatan sebesar Rp 444,727 miliar. Jumlah ini masih lebih rendah 9,31% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 490,399 miliar.

Menilik laba yang dapat diatribusikan pada Kuartal I 2019, perseroan baru dapat mengantongi nilai Rp 17,712 miliar,  atau masih tertinggal 83,8% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 109,705 miliar.

Namun demikian, perseroan masih dapat percaya diri dengan kerjasama dengan beberapa operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, seperti PT XL Axiata, Telkom Grup, PT Indosat, dan Hutchison 3 Indonesia.

"Kami tetap optimis 2019 jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. 2018, memang tahun yang menantang, sebab secara general industri operator menurun. Namun operator utama kami sudah berkomitmen untuk order mobile backhaull dan menara fiber optik. Indosat contohnya, mereka sudah announced untuk gelontorkan dana sebesar Rp 2 triliun. Jadi, kami percaya 2019 akan jauh lebih baik," pungkas Nobel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini