Sony kehabisan kata-kata ketika aksi pembajakan LulzCec terus berlanjut



NEW YORK. Sony Corp sudah kehabisan kata-kata untuk mengucapkan maaf kepada konsumennya. Berkali-kali Sony dipermalukan ulah para hacker yang membobol sistem keamanan perusahaan. Ketika bulan lalu sistem jaringan PlayStation Sony di bajak, juru bicara Sony langsung mengucapkan terima kasih kepada konsumen untuk bersedia bersabar atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Apalagi setelah resmi diketahui bahwa 100 juta pengguna Sony telah di hack, eksekutif Sony Kazuo Hirai turun tangan membungkukkan badan untuk menyatakan penyesalannya. Kemudian, setelah lebih 24 hari sistem keamanan Sony belum juga bebas pembobolan, orang nomor satu Sony Howard Stringer langsung meminta maaf dengan meyakinkan konsumen bahwa sistemnya sudah lebih aman. Tapi nyatanya, hingga kini sistem keamanan Sony masih terus diserang. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan manajemen saat ini, selain aksi diam. Tidak ada eksekutif yang bersedia berkomentar dari lima insiden keamanan yang terjadi hanya dalam satu minggu terakhir ini. Penderitaan Sony masih berlanjut ketika Selasa (24/5), giliran situs musik Sony BMG diubrak-abrik. Sekelompok hacker yang menamakan kelompoknya LulzCec ini menyerang Sony dengan teknik SQL injection. Teknik ini ditengarai sama dengan teknik yang digunakan oleh kelompok hacker Lebanon untuk mengambil informasi rahasia milik Sony Ericson. "Kami hanya ingin mempermalukan Sony lagi. Mungkin ini pembobolan yang kedelapan, atau tujuh setengah?," tulis kelompok itu di posting anonim di sistem keamanan Sony. Sejak April, sekitar tujuh insiden yang menerpa Sony. Mulai serangan anonymous di situs web Sony, hingga serangan hacker ke divisi Sony BMG dan Sony Ericsson. Jason Maloni, Eksekutif Humas untuk Krisis dari Levic Strategic Communication menyatakan, Sony kurang bijak mengatasi masalah ini. "Seharusnya mereka bisa bicara lebih banyak," ujar Maloni. Stringer akhirnya berbicara kepada media massa setelah beberapa waktu eksekutif melakukan aksi diam. Ia hanya bilang di beberapa forum bahwa serangan itu hanya "cegukan" dalam bisnis internetnya.


Editor: Rizki Caturini