Sosialisasi anti korupsi, KPK luncurkan bus ACLC



JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memperluas jangkauan sosialisasi serta pendidikan antikorupsi kepada masyarakat. KPK meluncurkan bus AntiCorruption Learning Center (ACLC), Selasa (14/10), sebagai salah satu sarana baru penunjang kegiatan tersebut.

Bus berwarna hitam dari sebuah lembaga nonprofit yang didirikan pemerintah federal Jerman, GIZ, dilengkapi 11 perangkat komputer untuk peserta dan instruktur, televisi layar datar, sistem suara, layar besar berukuran 12 meter persegi, tenda hidrolik, dan mini panggung.

Direktur Pendidikan Pelayanan Masyarakat KPK Dedi Arrachim mengatakan, materi yang bisa didapatkan dari bus ACLC tersebut, antara lain teori dan strategi antikorupsi, modul pendidikan antikorupsi, pengaduan masyarakat, pengelolaan gratifikasi, dan tata cara Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).


"Setiap sesi disediakan waktu 20 menit," kata Dedi di area peluncuran bus tersebut, Selasa pagi.

Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan, bus ACLC itu nantinya akan ditempatkan di Yogyakarta. Dipilihnya Kota Yogyakarta sebagai lokasi bus itu lantaran KPK memiliki kerja sama dengan pemerintah Yogyakarta dalam melakukan pendidikan antikorupsi melalui keluarga.

"Satu minggu parkir di Taman Pintar Yogyakarta. Senin hingga Jumat keliling ke kampus-kampus," tutur Adnan.

Lebih lanjut kata Adnan, peluncuran bus ACLC tersebut merupakan langkah 'jemput bola" KPK dalam menyebarkan dan menanamkan nilai antikorupsi kepada masyarakat. KPK kata Adnan, ingin menjangkau masyarakat yang lebih banyak bahkan hingga ke pelosok daerah.

Sementara itu, perwakilan GIZ, Mathias Muehle menilai, strategi KPK menggunakan bus untuk berkampanye dan sosialisasi merupakan pendekatan yang luar biasa. "Di Asia dan Eropa, sejauh ini belum ada yang menggunakan cara seperti ini dalam pemberantasan korupsi," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa