Sosialisasi penerbitan SBN online, ini hasilnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai melakukan sosialisasi dan edukasi penerbitan obligasi ritel melalui sistem elektronik atau e-SBN berupa Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR003. Sosialisasi tersebut dilakukan sebelum dibukanya masa penawaran mulai pertengahan Mei nanti.

Sosialisasi yang dilakukan mulai 4 Mei 2017 hingga 16 Mei mendatang di 10 kota besar di seluruh Indonesia. Kesepuluh kota yang dimaksud, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Pontianak, Manado, dan Makassar. Sementara masa penawaran akan dilakukan mulai tanggal 14-25 Mei 2018 dan masa penerbitan akan dilakukan pada 31 Mei 2018 nanti.

Sosialisasi pertama, dilakukan di Bandung dan Balikpapan pada tanggal 4 Mei 2018. Hasilnya, "Peminatnya oke ya," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto S. Ginting kepada KONTAN, Jumat (4/5).


Asal tahu saja, SBR003 ini bertenor dua tahun, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada periode early redemption (fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo).

SBR003 memiliki kupon mengambang yang disesuaikan setiap tiga bulan dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan referensi BI 7 days Reverse Repo Rate. Adapun tingkat kupon awal akan ditetapkan tanggal 9 nanti.

Investor yang ingin membeli SBR003 bisa membeli dengan minimum pemasanan Rp 1 juta dan kelipatan Rp 1 juta serta maksimum pemesanan Rp 3 miliar. SBR0003 juga memiliki fasilitas early redemption atau pencairan sebagian pokok sebelum jatuh tempo, yakni pada tanggal 6-14 Mei 2019 mendatang. Adapun kuota pencairan maksimal yaitu 50%, dengan nominal minimal pencairan Rp 2 juta, kelipatan Rp 1 juta.

Awalnya, pemerintah menetapkan target indikatif sementara dari penerbitan SBR003 ini sebesar Rp 1 triliun. Target ini kemungkinan masih bisa berubah lebih besar lagi jika animo masyarakat lebih tinggi. Sayangnya, Loto masih belum memastikan apakah pemerintah akan mengubah target itu.

"(Perubahan target indikatif) masih menunggu masukan dari midis (mitra distribusi)," tambah dia. Hingga saat ini, pemerintah telah menggandeng sembilan midis, antara lain Bank Mandiri, Bank Permata, BCA, Trimegah Sekuritas, dan Bareksa Portal Investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia