NEW YORK. Saham-saham di Amerika turun, menyeret indeks Standard & Poor’s 500 menjauhi rekornya. Penurunan terjadi setelah harga minyak jatuh dan data ekonomi yang ternyata lebih jelek dari estimasi.Bank of America Corp. dan Morgan Stanley anjlok lebih dari 2,7%. Saham-saham finansial terjun paling dalam di antara saham 10 sektor S&P 500. Saham emiten energi juga terpeleset akibat penurunan harga minyak yang terbesar dalam lebih dari empat bulan.Kemarin (4/4), indeks S&P 500 tumbang 1,1% ke 1.553,69. Sedangkan indeks Dow Jones tergerus 0,8% ke 14.550,35. Sebanyak 7,2 miliar saham ditransaksikan di bursa-bursa AS. Jumlah itu 14% lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi rata-rata harian dalam tiga bulan."Dua data yang di bawah ekspektasi telah menghantui pasar saham. ORang-orang berfokus pada data tenaga kerja di hari Jumat dan angka ADP membuat investor senewen," kata Chad Morganlander, fund manager Stifel Nicolaus & Co.ADP Research Institute menerbitkan data bahwa perusahaan mempekerjakan 158.000 tenaga lagi di Maret. Padahal, angka median para ekonom dalam survei Bloomberg memprediksi tambahan 200.000 tenaga kerja.Selain itu, Institute for Supply Management menyatakan indeks bisnis nonmanufaktur turun ke 54,4 di Maret, dibandingkan dengan 56 di Februari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
S&P 500 anjlok 1,1%, Dow terpukul 0,8%
NEW YORK. Saham-saham di Amerika turun, menyeret indeks Standard & Poor’s 500 menjauhi rekornya. Penurunan terjadi setelah harga minyak jatuh dan data ekonomi yang ternyata lebih jelek dari estimasi.Bank of America Corp. dan Morgan Stanley anjlok lebih dari 2,7%. Saham-saham finansial terjun paling dalam di antara saham 10 sektor S&P 500. Saham emiten energi juga terpeleset akibat penurunan harga minyak yang terbesar dalam lebih dari empat bulan.Kemarin (4/4), indeks S&P 500 tumbang 1,1% ke 1.553,69. Sedangkan indeks Dow Jones tergerus 0,8% ke 14.550,35. Sebanyak 7,2 miliar saham ditransaksikan di bursa-bursa AS. Jumlah itu 14% lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi rata-rata harian dalam tiga bulan."Dua data yang di bawah ekspektasi telah menghantui pasar saham. ORang-orang berfokus pada data tenaga kerja di hari Jumat dan angka ADP membuat investor senewen," kata Chad Morganlander, fund manager Stifel Nicolaus & Co.ADP Research Institute menerbitkan data bahwa perusahaan mempekerjakan 158.000 tenaga lagi di Maret. Padahal, angka median para ekonom dalam survei Bloomberg memprediksi tambahan 200.000 tenaga kerja.Selain itu, Institute for Supply Management menyatakan indeks bisnis nonmanufaktur turun ke 54,4 di Maret, dibandingkan dengan 56 di Februari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News