KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks S&P 500 dan Dow dibuka lebih tinggi pada hari Jumat (17/11) karena imbal hasil US Treasury memperpanjang penurunan dari sesi sebelumnya. Menyusul data ekonomi yang lemah baru-baru ini mendukung spekulasi akan adanya perubahan arah kebijakan yang
dovish oleh The Fed tahun depan. Melansir
Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 19,35 poin atau 0,06% pada pembukaan perdagangan ke 34.964,82.
S&P 500 dibuka lebih tinggi 1,31 poin, atau 0,03%, pada 4.509,55. Sementara Nasdaq Composite turun 12,24 poin atau 0,09% menjadi 14.101,44.
Baca Juga: Klaim Pengangguran Mingguan di Amerika Naik Asal tahu, S&P 500 dan Nasdaq mendapatkan sedikit keuntungan pada hari Kamis (16/11) karena imbal hasil US Treasury turun. Setelah data klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan menggarisbawahi ekspektasi pasar bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya. Imbal hasil dari US Treasury tenor 10 tahun turun lebih jauh ke level terendah dua bulan pada hari Jumat (17/11) dan terakhir berada di 4,414%. Beberapa saham berkapitalisasi besar naik tipis pada perdagangan premarket, dengan Amazon.com dan Nvidia masing-masing naik 0,6% dan 0,3%. Membatasi kenaikan pada saham-saham berjangka Nasdaq yang sarat dengan teknologi, saham Applied Materials turun 7,1% karena berita bahwa produsen peralatan semikonduktor ini sedang diselidiki. Kontrak berjangka untuk indeks Russell 2000 yang berkapitalisasi kecil naik 1,23%, mengungguli pasar yang lebih luas. "Momentum pembelian meningkat dan terus meningkat karena berita buruk saat ini adalah berita baik untuk pasar saham," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities.
Baca Juga: Wall Street: S&P Nyaris Stagnan, Dow Jones Melemah Terseret Penurunan Saham Cisco "Kami memiliki banyak indikator makro yang lemah dan yang membuat imbal hasil tidak berbalik dan tren penurunan tampaknya sudah terjadi. Itulah yang mendorong saham-saham di sini." Tiga indeks utama Wall Street bersiap untuk naik sekitar 2% untuk minggu ini, juga berada di jalur untuk kenaikan tiga minggu berturut-turut. Mengingat beberapa data, termasuk indeks harga konsumen dan produsen, menunjukkan pelonggaran tekanan inflasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto