S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Penutupan Tertinggi 3 Hari Beruntun



KONTAN.CO.ID - S&P 500 dan Nasdaq mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu (12/6), setelah data inflasi datang lebih rendah dari perkiraan.

Namun, indeks ditutup lebih rendah dari tertinggi hariannya karena The Fed memproyeksikan hanya satu kali pemotongan suku bunga pada tahun ini.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 35,21 poin atau 0,09% ke 38.712,21. S&P 500 naik 45,71 poin atau 0,85%, ke 5.421,03 dan Nasdaq Composite naik 264,89 poin atau 1,53%, ke 17.608,44.


Proyeksi The Fed pada bulan Maret termasuk tiga kali pengurangan suku bunga sebesar seperempat poin.

Baca Juga: Wall Street Naik, Inflasi yang Melandai Memupuk Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Bank sentral AS, dalam pernyataan di akhir pertemuan 11-12 Juni, juga mengatakan bahwa mereka mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang diharapkan.

Saham berfluktuasi setelah berita dan konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell, dengan S&P 500 dan Nasdaq memangkas keuntungan akhir hari dan Dow ditutup mendekati titik datar.

Saham dibuka lebih tinggi setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) AS tidak berubah pada Mei karena harga bensin yang lebih murah.

"Angka CPI jelas lebih dingin dari perkiraan dan memicu optimisme di awal hari, tetapi itu hanya setengah dari menu hari ini," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.

James mengatakan, dia akan mengharapkan pasar berakhir lebih lemah setelah pembaruan The Fed, mencatat bahwa "komentar tersebut bersifat hawkish dan ekspektasi pemotongan suku bunga dikurangi dari tiga menjadi satu."

Baca Juga: Imbal Hasil US Treasury Melorot Setelah Inflasi AS Lebih Lemah dari Prediksi

Setelah laporan CPI, para pedagang meningkatkan taruhan untuk pemotongan suku bunga The Fed pada September dan satu lagi pada Desember.

Saham Oracle melonjak 13,3%, mengangkat pasar, setelah penyedia perangkat lunak tersebut memperkirakan pendapatan dua digit pada fiskal 2025 setelah bel penutupan pada Selasa.

Saham Apple naik 2,9%, memperpanjang keuntungan kuat pada hari Selasa, dan perusahaan tersebut sekali lagi menjadi yang paling berharga di dunia, menggeser Microsoft dari posisi teratas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto