S&P 500 Dekati Level 5.000, Pendapatan dan Data Perkerjaan Jadi Fokus Investor



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa Saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan pada hari Kamis, dengan S&P 500 hampir mencapai level 5.000 poin, seiring dengan evaluasi investor terhadap laporan pendapatan perusahaan-perusahaan besar, data pekerjaan yang di bawah perkiraan, dan pernyataan dari pembuat kebijakan tentang penurunan suku bunga..

Melansir Reuters, pada pukul 09:46 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,96 poin atau 0,01% ke level 38.675,40. Sementara itu, Indeks S&P 500 juga turun 4,24 poin atau 0,08% ke 4.990,82, dan Nasdaq Composite turun 8,23 poin atau 0,05% menjadi 15.748,42.

Walt Disney mendapat perhatian karena naik 8,5%, mengangkat sektor komunikasi ke peringkat teratas S&P 500. 


Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Kamis (8/2) Pagi, Mengekor Wall Street

Hal ini terjadi setelah perusahaan media tersebut mengumumkan kinerja keuangan yang mengesankan, investasi dalam industri game, serta rencana peluncuran layanan streaming ESPN pada tahun 2025. Disney juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$ 3 miliar dan kenaikan dividen sebesar 50%.

Spirit Airlines juga mencatat kenaikan sebesar 3,0% karena diperkirakan akan mengalami arus kas positif mulai kuartal kedua, meskipun melaporkan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan.

Lebih dari separuh perusahaan dalam Indeks S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartalannya, dengan 81,2% melebihi ekspektasi. Ini melampaui rata-rata jangka panjang sebesar 67%, menurut data LSEG pekan ini.

Dari segi data ekonomi, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penurunan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran menjadi 218.000 selama pekan yang berakhir pada 3 Februari. Angka ini sedikit lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 220.000.

Baca Juga: Wall Street Naik, S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi Ditopang Laporan Pendapatan Emiten

Jason Pride, kepala strategi investasi di Glenmede, menyatakan bahwa pasar tenaga kerja masih cukup ketat, terutama mengingat beberapa laporan terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, dengan bukti bahwa inflasi belum turun secara signifikan.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin, mengemukakan bahwa data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan mungkin disebabkan oleh kesulitan dalam membuat penyesuaian musiman yang akurat di awal tahun.

Pada hari Rabu sebelumnya, indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi baru mendekati 5.000 poin, seiring dengan investor yang mengatasi ketidakpastian terkait penurunan suku bunga dan kekhawatiran akan stabilitas beberapa bank regional.

Editor: Noverius Laoli