S&P 500 melorot, terburuk dalam 6 minggu



NEW YORK. Minggu ini saham-saham di bursa Amerika harganya harus berjatuhan gara-gara laporan perekonomian Amerika dan China yang buruk dan diduga bisa mempengaruhi laju perekonomian dunia. Indeks S&P 500 bahkan harus meluncur ke level terendahnya sejak 31 Januari lalu.

Penurunan harga saham-saham ini seperti mengikuti penurunan harga minyak bumi, komoditi logam, dan industri membantu pasar untuk sedikit melupakan penurunan global akibat gempa terburuk dalam sejarah yang dialami Jepang. Harga saham Exxon Mobil Corp turun 3,5% dibandingkan harganya 4 Maret lalu, menyeret turun indeks Dow Jones Industrial Average.

Sementara indeks S&P 500 turun 1,3% untuk menjadi 1.304,28, turun terendah sepanjang 6 minggu terakhir. Semuanya terjadi karena pasar melihat angka pengangguran AS yang naik lebih cepat dibandingkan yang diperkirakan para ekonomi sebelumnya. Defisit perdagangan Amerika juga terus melebar, sementara di sisi lain angka ekspor China pun mulai melambat.


Departemen Tenaga Kerja AS pada 10 Maret lalu melaporkan angka pengangguran naik 26.000 untuk menjadi 397.000 di minggu pertama Maret. Padahal para ekonomis memproyeksikan pengangguran hanya akan menjadi 376.000. Sementara Departemen Perdagangan AS pada hari yang sama mengumumkan defisit perdagangan barang dan jasa 15% untuk menjadi US$ 46,3 miliar di Bulan Januari.

Defisit perdagangan dengan China secara tidak disangka-sangka makin membengkak, menjadi US$ 7,3 miliar, terbesar sepanjang 7 tahun terakhir. Di akhir minggu ini juga gempa hebat yang melanda Jepang membuat para pelaku pasar resah seiring juga berbagai tantangan yang terjadi di emerging market, selain pergolakan politik yang terjadi di Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.