JAKARTA. Sejak pekan lalu, pasar obligasi domestik tertekan akibat berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Tapi, kemarin (24/5), pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali bergairah. Pasar obligasi akan kembali semarak terutama jika Standard & Poor's (S&P) mengerek peringkat utang Indonesia. Menurut indeks INDOBeX Government Total Return yang disusun Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejak awal tahun (ytd) hingga Selasa (24/5), return obligasi pemerintah masih naik 9,45% menjadi 197,43. Ezra Nazula, Head of Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai pasar SUN antara lain ditopang faktor pemangkasan BI rate selama tiga bulan berturut-turut, dengan total nilai 75 bps ke level 6,75%. Tren penurunan BI rate ikut menyeret bunga deposito perbankan, sehingga menambah daya tarik obligasi negara.
S&P bisa mengerek obligasi pemerintah
JAKARTA. Sejak pekan lalu, pasar obligasi domestik tertekan akibat berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Tapi, kemarin (24/5), pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali bergairah. Pasar obligasi akan kembali semarak terutama jika Standard & Poor's (S&P) mengerek peringkat utang Indonesia. Menurut indeks INDOBeX Government Total Return yang disusun Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejak awal tahun (ytd) hingga Selasa (24/5), return obligasi pemerintah masih naik 9,45% menjadi 197,43. Ezra Nazula, Head of Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai pasar SUN antara lain ditopang faktor pemangkasan BI rate selama tiga bulan berturut-turut, dengan total nilai 75 bps ke level 6,75%. Tren penurunan BI rate ikut menyeret bunga deposito perbankan, sehingga menambah daya tarik obligasi negara.