KONTAN.CO.ID - VALENCIA. Banjir bandang paling mematikan dalam sejarah modern Spanyol telah menewaskan sedikitnya 214 orang, dengan puluhan lainnya masih hilang. Bencana ini terjadi setelah hujan deras melanda wilayah timur Valencia selama beberapa hari, seperti disampaikan oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez pada Sabtu (2/11). Dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi, Sanchez mengumumkan bahwa pemerintah Spanyol telah mengirimkan tambahan 5.000 tentara untuk membantu operasi pencarian dan pembersihan, di samping 2.500 tentara yang sudah lebih dulu dikerahkan.
Baca Juga: Mantan Bintang Valencia CF Meninggal Secara Tragis Akibat Banjir Bandang di Spanyol “Ini adalah operasi terbesar yang pernah dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Spanyol di masa damai,” kata Sanchez. Dia juga menegaskan bahwa pemerintah akan mengerahkan segala sumber daya yang diperlukan selama operasi ini berlangsung. Pemerintah daerah Valencia melaporkan bahwa korban tewas di wilayah mereka mencapai 211 orang, dengan tambahan dua korban dari Castilla La Mancha dan satu dari Andalusia. Tragedi ini menjadi bencana banjir terburuk di Eropa sejak tahun 1967, ketika sedikitnya 500 orang tewas di Portugal. Harapan untuk menemukan korban selamat sempat muncul ketika tim penyelamat berhasil menemukan seorang wanita yang masih hidup setelah tiga hari terjebak di tempat parkir mobil di Montcada, Valencia. Kabar ini diumumkan oleh Kepala Perlindungan Sipil, Martin Perez, dan disambut tepuk tangan dari warga setempat.
Baca Juga: Spanyol Mencari Korban Hilang Setelah Banjir Mematikan di Valencia Pada hari yang sama, para sukarelawan berkumpul di pusat Kota Seni dan Sains Valencia untuk melakukan pembersihan terkoordinasi pertama yang diorganisir oleh pemerintah daerah. Lokasi ini dijadikan pusat operasi penyelamatan. Di pinggiran kota Picanya, seorang pemilik toko berusia 74 tahun, Emilia, mengungkapkan keprihatinannya terkait lambatnya bantuan yang datang. "Kami merasa diabaikan. Banyak rumah yang rusak dan kami terpaksa membuang semua barang. Kapan bantuan datang untuk mengganti peralatan rumah tangga seperti kulkas dan mesin cuci?" katanya. Maria Jose Gilabert, seorang perawat berusia 52 tahun yang juga tinggal di Picanya, menyatakan keputusasaannya.
Baca Juga: Valencia Minta Pertandingan Piala Copa Ditunda akibat Banjir Bandang di Spanyol "Kami sangat terpukul. Bukan karena bantuan tidak datang, mereka datang dari seluruh Spanyol. Tapi, akan butuh waktu lama sebelum daerah ini bisa dihuni kembali," ujarnya. Badai ini juga memicu peringatan cuaca baru di Kepulauan Balearic, Catalonia, dan Valencia, dengan hujan lebat diperkirakan akan berlanjut sepanjang akhir pekan. Para ilmuwan menyebut perubahan iklim sebagai penyebab semakin seringnya kejadian cuaca ekstrem di Eropa, termasuk peningkatan intensitas hujan akibat pemanasan Laut Mediterania.
Editor: Noverius Laoli