KUALA LUMPUR. Ekspektasi adanya kenaikan produksi di Malaysia memicu harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terpapas. Koreksi yang terjadi hari ini pun menggerus kenaikan selama sebulan terakhir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange melandai 0,4% ke posisi RM 3.490 atau setara US$ 1.151 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.501. Adapun, dalam sebulan ini, harga minyak sawit tercatat masih naik sebesar 2%.Pasar memprediksi, produksi minyak sawit di Malaysia meningkat pada April ini, setelah mengalami periode panen rendah di awal tahun ini. Sebelumnya, Malaysian Palm Oil Board melaporkan, produksi di sepanjang Maret naik 2,1% menjadi 1,21 juta ton, dibanding bulan sebelumnya. Nah, angka produksi biasanya meningkat mulai Maret, setelah musim produksi rendah di Januari dan Februari. Dewan minyak sawit dijadwalkan merilis data produksi, stok dan ekspor per April pada 10 Mei mendatang."Sejak pekan lalu, orang telah memprediksi produksi mungkin akan cukup kuat. Namun, dari sisi permintaan kemungkinan akan meningkat, karena ada masalah pada pasokan minyak nabati global," sebut James Ratnam, analis TA Securities Holdings Bhd.Suplai minyak nabati global mungkin akan merosot. Itu bisa terjadi lantaran panen kedelai di Amerika Selatan diprediksi akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, akibat cuaca kering. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Spekulasi produksi naik bikin harga CPO terpapas
KUALA LUMPUR. Ekspektasi adanya kenaikan produksi di Malaysia memicu harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terpapas. Koreksi yang terjadi hari ini pun menggerus kenaikan selama sebulan terakhir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange melandai 0,4% ke posisi RM 3.490 atau setara US$ 1.151 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.501. Adapun, dalam sebulan ini, harga minyak sawit tercatat masih naik sebesar 2%.Pasar memprediksi, produksi minyak sawit di Malaysia meningkat pada April ini, setelah mengalami periode panen rendah di awal tahun ini. Sebelumnya, Malaysian Palm Oil Board melaporkan, produksi di sepanjang Maret naik 2,1% menjadi 1,21 juta ton, dibanding bulan sebelumnya. Nah, angka produksi biasanya meningkat mulai Maret, setelah musim produksi rendah di Januari dan Februari. Dewan minyak sawit dijadwalkan merilis data produksi, stok dan ekspor per April pada 10 Mei mendatang."Sejak pekan lalu, orang telah memprediksi produksi mungkin akan cukup kuat. Namun, dari sisi permintaan kemungkinan akan meningkat, karena ada masalah pada pasokan minyak nabati global," sebut James Ratnam, analis TA Securities Holdings Bhd.Suplai minyak nabati global mungkin akan merosot. Itu bisa terjadi lantaran panen kedelai di Amerika Selatan diprediksi akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, akibat cuaca kering. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News