TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di zona hijau. Pada penutupan pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Topix naik 0,3% menjadi 737,34. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun kurang dari 0,1% menjadi 8.869,37. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yaitu: Komatsu Ltd yang naik 3,2%, Tokyo Electron Ltd yang turun 2,9%, Nikon Corp turun 2,9%, dan Toho Holdings Ltd yang melompat 12%. Salah satu faktor yang mendongkrak bursa Jepang adalah spekulasi bahwa pemerintah AS, China dan Jepang akan menggelontorkan stimulus untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Seperti yang diketahui, pada kuartal II lalu, tingkat Produk Domestik Bruto Jepang hanya tumbuh 0,7%, separuh dari target pemerintah yang mematok 1,4%. Sementara di China, tingkat produksi industri mencatatkan penurunan pada bulan lalu. Di AS, pekan lalu dilaporkan lemahnya data tenaga kerja dibanding estimasi pelaku pasar. "Mengikuti lemahnya data tenaga kerja AS, idelanya bank sentral melakukan aksi pada pekan ini dan menggelontorkan quantitative easing dengan jumlah besar," helas George Boubouras, head of investment strategy UBS AG.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Spekulasi stimulus mengerek kinerja bursa Jepang
TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di zona hijau. Pada penutupan pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Topix naik 0,3% menjadi 737,34. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun kurang dari 0,1% menjadi 8.869,37. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yaitu: Komatsu Ltd yang naik 3,2%, Tokyo Electron Ltd yang turun 2,9%, Nikon Corp turun 2,9%, dan Toho Holdings Ltd yang melompat 12%. Salah satu faktor yang mendongkrak bursa Jepang adalah spekulasi bahwa pemerintah AS, China dan Jepang akan menggelontorkan stimulus untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Seperti yang diketahui, pada kuartal II lalu, tingkat Produk Domestik Bruto Jepang hanya tumbuh 0,7%, separuh dari target pemerintah yang mematok 1,4%. Sementara di China, tingkat produksi industri mencatatkan penurunan pada bulan lalu. Di AS, pekan lalu dilaporkan lemahnya data tenaga kerja dibanding estimasi pelaku pasar. "Mengikuti lemahnya data tenaga kerja AS, idelanya bank sentral melakukan aksi pada pekan ini dan menggelontorkan quantitative easing dengan jumlah besar," helas George Boubouras, head of investment strategy UBS AG.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News