KUALA LUMPUR. Koreksi harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) berlanjut untuk hari yang ketiga. Pemicunya yaitu spekulasi stok Malaysia yang kemungkinan bertambah, seiring peningkatan produksi. Di sisi lain, ekspor dari Malaysia justru surut.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange tergerus 0,3% ke posisi RM 3.453 atau setara US$ 1.127 per metrik ton. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di level RM 3.455 per metrik ton.Pasar memprediksi stok akan menggemuk. Pasalnya, pada 10 April lalu, Malaysian Palm Oil Board menyatakan, produksi di Malaysia pada Januari dan Februari memang di fase menurun. Namun, angka produksi mulai pulih sejak Maret. Pada Maret lalu, produksi Malaysia tercatat naik 2,1% menjadi 1,21 juat ton, dibanding bulan sebelumnya yang hanya 1,19 juta ton.Sedangkan, jumlah ekspor justru turun 2,9% menjadi 1,04 juta ton dalam 25 hari pertama di bulan April, dibanding periode yang sama pada bulan sebelumnya.Ryan Long, vice president of futures and options di OSK Holdings Bhd menilai, peningkatan produksi Malaysia menjadi alasan utama harga minyak sawit jatuh pada pekan ini. Menurutnya, produksi bulan April bahkan mungkin naik sekitar 7% hingga 9% dibanding bulan lalu."Permintaan ada dan pembeli hanya menunggu waktu waktu untuk masuk kembali ke pasar," sebut Vijay Mehta, direktur di Commodity Links Pte., Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Spekulasi stok menggemuk, CPO kian melandai
KUALA LUMPUR. Koreksi harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) berlanjut untuk hari yang ketiga. Pemicunya yaitu spekulasi stok Malaysia yang kemungkinan bertambah, seiring peningkatan produksi. Di sisi lain, ekspor dari Malaysia justru surut.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange tergerus 0,3% ke posisi RM 3.453 atau setara US$ 1.127 per metrik ton. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di level RM 3.455 per metrik ton.Pasar memprediksi stok akan menggemuk. Pasalnya, pada 10 April lalu, Malaysian Palm Oil Board menyatakan, produksi di Malaysia pada Januari dan Februari memang di fase menurun. Namun, angka produksi mulai pulih sejak Maret. Pada Maret lalu, produksi Malaysia tercatat naik 2,1% menjadi 1,21 juat ton, dibanding bulan sebelumnya yang hanya 1,19 juta ton.Sedangkan, jumlah ekspor justru turun 2,9% menjadi 1,04 juta ton dalam 25 hari pertama di bulan April, dibanding periode yang sama pada bulan sebelumnya.Ryan Long, vice president of futures and options di OSK Holdings Bhd menilai, peningkatan produksi Malaysia menjadi alasan utama harga minyak sawit jatuh pada pekan ini. Menurutnya, produksi bulan April bahkan mungkin naik sekitar 7% hingga 9% dibanding bulan lalu."Permintaan ada dan pembeli hanya menunggu waktu waktu untuk masuk kembali ke pasar," sebut Vijay Mehta, direktur di Commodity Links Pte., Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News