KUALA LUMPUR. Penurunan angka ekspor minyak sawit dari Malaysia memicu jatuhnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Kontrak minyak sawit untuk pengiriman April di Malaysia Derivatif Exchange terpangkas 0,7% ke level RM 3.058 atau setara US$ 1.012 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.063 per metrik ton. Dengan demikian, harga minyak sawit sudah terkoreksi untuk hari yang ketiga.Akhir Januari lalu, surveyor Intertek melaporkan ekspor minyak sawit dari Malaysia pada Januari turun 12% menjadi 1,32 juta ton. Di tempat terpisah, Societe Generale de Surveillance menyebutkan, pengiriman dari Malaysia merosot 13% menjadi 1,29 juta ton. Penurunan angka ekspor itu memicu kekhawatiran suplai minyak sawit global bakal melonjak. Vimala Reddy, analis Karvy Comtrade Ltd. mengekspektasikan, persediaan minyak sawit akan terus lebih tinggi di Malaysia seiring melemahnya ekspor."Produksi akan meningkat mulai Maret, dan pedagang sudah melihat skenario itu," imbuh Ryan Long, vice president of futures and options dari OSK Investment Bank Bhd., di Kuala Lumpur. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Spekulasi suplai melonjak, harga CPO terpangkas
KUALA LUMPUR. Penurunan angka ekspor minyak sawit dari Malaysia memicu jatuhnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Kontrak minyak sawit untuk pengiriman April di Malaysia Derivatif Exchange terpangkas 0,7% ke level RM 3.058 atau setara US$ 1.012 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.063 per metrik ton. Dengan demikian, harga minyak sawit sudah terkoreksi untuk hari yang ketiga.Akhir Januari lalu, surveyor Intertek melaporkan ekspor minyak sawit dari Malaysia pada Januari turun 12% menjadi 1,32 juta ton. Di tempat terpisah, Societe Generale de Surveillance menyebutkan, pengiriman dari Malaysia merosot 13% menjadi 1,29 juta ton. Penurunan angka ekspor itu memicu kekhawatiran suplai minyak sawit global bakal melonjak. Vimala Reddy, analis Karvy Comtrade Ltd. mengekspektasikan, persediaan minyak sawit akan terus lebih tinggi di Malaysia seiring melemahnya ekspor."Produksi akan meningkat mulai Maret, dan pedagang sudah melihat skenario itu," imbuh Ryan Long, vice president of futures and options dari OSK Investment Bank Bhd., di Kuala Lumpur. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News