Spekulasi The Fed rate dan Pemilu AS tekan rupiah



JAKARTA. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dollar AS bergerak menguat di tengah antisipasi investor terhadap hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September lalu.

"Pelaku pasar mencari petunjuk dari hasil FOMC itu mengenai seberapa besar potensi kenaikan suku bunga The Fed," ucapnya.

Ia menambahkan, katalis positif penguatan dollar AS juga dipicu oleh persepsi kemenangan Hillary Clinton pada debat capres kedua Amerika Serikat, itu dipandang positif pelaku pasar terhadap aset berdenominasi dollar AS.


Sementara itu, analis pasar uang Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih terbatas mengingat optimisme pelaku pasar di dalam negeri terhadap program amnesti pajak masih menjadi harapan positif bagi fundamental ekonomi Indonesia.

"Pelemahan rupiah diperkirakan jangka pendek karena sejumlah sentimen di dalam negeri cukup positif," ujarnya.

Mengacu data Bloomberg, Selasa (11/10), rupiah di pasar spot ke Rp 13.032 per dollar AS atau melemah 0,42% dari sebelumnya Rp 12.977 per dollar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.992 dibandingkan Senin (10/10) Rp12.969.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto