JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk masih optimistis meraup pertumbuhan penjualan hingga 20% sampai akhir tahun ini. Indikasinya, penjualan produsen pipa baja ini hingga semester I-2017 terus bertumbuh. Untuk itu, manajemen perusahaan yang biasa disebut Spindo ini bakal terus merealisasikan rencana aksi bisnis pada tahun 2017. Apalagi, perusahaan ini sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 100 miliar, yang berasal dari kas internal. Menurut Johanes Wahyudi Edward, Hubungan Investor Steel Pipe Industry of Indonesia, belanja modal tersebut untuk mengoptimalkan kapasitas produksi pabrik baja perusahaan. Selain itu juga menambah gudang.
Emiten berkode ISSP di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini memang berencana mengganti mesin produksi lawas dengan yang baru. Beberapa mesin baru akan didatangkan dari Jerman, Jepang dan Taiwan. Sayangnya, Johanes tidak merinci nilai pembelian mesin baru tersebut. Sedangkan terkait pergudangan, perusahaan tersebut di akhir tahun ini bakal mempunyai empat gudang penyimpanan. Saat ini sudah ada tiga gudang yang ada di Jakarta, Bandung dan Samarinda. Artinya, Spindo akan menambah satu gudang lagi yang berada di Makassar. Namun, Johanes tidak merinci kapan waktu persis pembangunan gudang anyar tersebut. Dia juga tak menyebut nilai investasinya. Penambahan gudang juga tidak terlepas dari tumbuhnya permintaan pipa baja di pasaran. "Banyak permintaan. Masih dari konstruksi, berupa pipa air, jembatan dan untuk pembuatan dermaga," kata Johanes kepada KONTAN, Jumat (7/7). Menurut dia, proyek infrastruktur tahun ini masih menjadi penopang penjualan. Misalnya, produk baja spiral yang banyak dipakai untuk proyek jembatan. Kebetulan Spindo memegang proyek pembangunan jembatan Pulau Balang di Kalimantan. Selain itu ada proyek Jembatan Musi VI di Palembang, Sumatra Selatan. Lagi-lagi, Johanes tidak merinci bidikan proyek lain pada tahun ini. Yang jelas, aksi tersebut tidak terlepas dari upaya Spindo yang tahun ini menargetkan bisa memproduksi hingga 380.000 ton pipa baja. Target ini naik sekitar 3% ketimbang produksi tahun lalu, yang tercatat 330.000 ton.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per kuartal I-2017, pertumbuhan pendapatan perusahaan ini sekitar 5,4%. Yakni naik dari Rp 767,1 miliar di tahun lalu menjadi Rp 908,7 miliar pada tahun ini. Aksi korporasi Spindo di semester II-2017 adalah penerbitan obligasi global senilai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun. Spindo berencana menerbitkan surat utang tersebut di Bursa Efek Singapura atau Singapore Exchange (SGX). Kalau melihat prospektus resmi, perusahaan ini berencana memakai surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) itu untuk melunasi utang jangka pendek. Sisanya, untuk ekspansi bisnis dan modal kerja. Sayangnya, manajemen Spindo tidak merinci komposisi penggunaan dana tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan