Spindo (ISSP) Pertahankan Target Penjualan Meski Kinerja Menurun pada Kuartal I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk (ISSP) sepanjang kuartal pertama 2023 masih terkontraksi. Melansir laporan keuangan ISSP di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/5), ISSP membukukan pendapatan senilai Rp 1,73 triliun, menurun 13,97% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni Rp 2,01 triliun.

Johanes W. Edward Corporate Secretary & Investor Relations ISSP mengatakan, penurunan penjualan ini dikarenakan adanya penjualan luar biasa pada Maret 2022 yang mencapai Rp 1 triliun dalam satu bulan. Melonjaknya penjualan tahun lalu karena antisipasi meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai alias value added tax (VAT).

Sepanjang kuartal pertama 2023, terjadi peningkatan pada penjualan dan biaya operasional dikarenakan biaya logistik ekspor, dan pembayaran insentif. Emiten dengan nama beken Spindo ini mencatat beban penjualan dan distribusi senilai Rp 49,84 miliar, naik 48,33% dari sebelumnya Rp 33,60 miliar. Beban umum dan administrasi juga naik 39,25% menjadi Rp 44,67 miliar.


Akibatnya, laba bersih ISSP juga tergerus. Emiten produsen baja ini membukukan laba bersih senilai Rp 106,99 miliar, turun 11,11% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 120,38 miliar.

Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) Kantongi Pendapatan Rp 1,7 Triliun Selama Kuartal I

Namun, margin laba bersih meningkat sesuai prediksi, dari sebelumnya 4,9% di akhir 2022 menjadi 6,2% di kuartal pertama 2023. Sementara margin laba kotor sebesar 13,5% yang kembali pada level sebelum pandemi Covid-19.

Menurut Edward, meskipun Indonesia secara keseluruhan masih di posisi yang lebih baik dibandingkan negara lain, ISSP tetap mewaspadai dengan apa yang terjadi secara global. Menurunnya harga komoditas energi global seperti batubara, minyak, dan gas alam dapat menjadi pertanda melemahnya ekonomi.

Oleh karena itu, strategi pembelian yang bijak diperlukan, sambil memanfaatkan peluang domestik secara optimal. ISSP sejauh ini memiliki 25.000 ton pesanan backlog, dengan projek lainnya dalam proses negosiasi.

Adapun sejumlah proyek yang ditangani ISSP pada saat ini meliputi duplikasi Jembatan Pulau Balang Bentak Pendek di Ibukota Negara (IKN). Ada pula program hiliriasi berupa MMP Nickel Smelter Project Kaltim

ISSP juga menangani  proyek Noefefan Bridge ke Oenuno Timor Leste, garbarata Dermaga VIP Bakauheni, hingga Bendungan Way Sekampung

“Mengingat peluang dan tantangan di atas, kami mempertahankan target pertumbuhan topline dan bottomline sebanyak 20%-30%,” kata Johannes kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).

Lebih lanjut, ISSP mempunyai target untuk mencapai produksi 500.000 ton per tahun dalam dua  atau tiga tahun ke depan, mengingat Indonesia saat ini adalah eksportir stainless steel terbesar. Ekspansi mesin stainless steel berdiameter besar anyar milik ISSP menunjukkan hasil yang sangat baik.

Baca Juga: Penjualan dan Laba Kalbe Farma (KLBF) Naik di Kuartai I 2023

“Kami berharap dapat melengkapinya dengan ekspor produk stainless steel nilai tambah yang telah jadi,” pungkas dia.

Jika tidak ada kondisi yang merugikan secara signifikan, manajemen berkeinginan untuk menjaga pembayaran dividen rutin secara konsisten. Keputusan dividen akan dibuat dalam RUPS pada 30 Juni 2023 mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi