Spindo mematok pertumbuhan penjualan 20% di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pipa baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), optimistis dengan bisnis di tahun 2018 ini. Perseroan ini masih melihat permintaan akan pipa baja dari sektor infrastruktur dan manufaktur terus meningkat.

Johannes Edward, Investor Relations ISSP mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan maupun volume penjualan bisa tumbuh 20%. Sayangnya, Johannes masih enggan membeberkan pencapaian selama 2017 yang lalu. Yang jelas bisnis di 2017 terbilang stagnan. Kendalanya terdapat di harga bahan baku dan ketersediaannya saat itu.

Sekadar gambaran, di tahun 2016 tercatat pendapatan bersih Spindo mencapai Rp 3,25 triliun, sedangkan volume produksi saat itu di kisaran 330.000 ton. Jika perolehan tahun 2017 kurang lebih sama dengan 2016, maka di tahun 2018 pendapatan yang dipatok Spindo berkisar di angka Rp 3,9 triliun.


Target pertumbuhan didasari keyakinan harga bahan baku seperti baja tahun ini bakal stabil. Pada bulan ini, kata Johannes, kenaikan harga bahan baku sudah naik hingga 10%. Oleh karena itu, perusahaan ini bakal lebih memprioritaskan ketersediaan bahan baku dari domestik.

Pada tahun ini pembelian bahan baku dari lokal bakal ditingkatkan hingga 45% dari porsi biasanya. Pada tahun sebelumnya sekitar 60% kebutuhan bahan baku Spindo didapat dari impor, sedangkan sisanya 40% dari dalam negeri.

Untuk pasar, hampir 85% porsi penjualan Spindo masih berasal dari permintaan domestik. Johannes belum bisa membeberkan proyek baru apa saja yang disasar, namun saat ini ada empat proyek yang tengah dalam pengerjaan menyerap produk pipa baja Spindo. "Seperti keperluan pipa air di pelabuhan Jawa Timur," ungkapnya.

Tahun ini Spindo masih mematok utilisasi di kisaran 60% dari kapasitas terpasang 600.000 ton per tahun. Spindo saat ini memiliki sembilan pabrik dengan 31 lini produksi di Indonesia saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini