Sponsor utama FIFA minta Blatter mundur



ZURICH. Skandal korupsi di tubuh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) semakin mengkhawatirkan. Kali ini, sponsor kakap FIFA mendesak Joseph “Sepp” Blatter mundur dari kursi orang nomor satu FIFA secepatnya.

Hingga Minggu (4/10), setidaknya sudah ada empat sponsor utama FIFA yang menyerukan Blatter hengkang. Mereka adalah Coca-Cola Co, Visa Inc, Anheuser-Busch (AB) InBev, dan McDonald’s Corp.

Desakan mundur terhadap Blatter pertama kali terlontar dari Coca-Cola Co pada Jumat pekan lalu. Tujuan akhir tuntutan empat sponsor kakap ini kompak: Blatter mundur agar terjadi reformasi di tubuh FIFA.


"Kepergian Blatter akan memastikan terjadinya proses reformasi yang terpercaya dan berkelanjutan karena imej dan reputasi FIFA semakin hari semakin buruk," tulis Coca-Cola seperti dikutip Bloomberg, kemarin. 

Kendati empat sponsor utama FIFA sudah mendesak, Blatter tetap merespons dengan santai. Akhir pekan lalu, bos FIFA selama 17 tahun terakhir ini bersikeras tidak bakal mundur dari jabatannya hingga terjadi pemilihan khusus Presiden FIFA pada Februari 2016.

“Coca-Cola adalah sponsor penting bagi FIFA. Tapi kemunduran diri Blatter tidak akan membawa perubahan lebih baik. Blatter menolak mundur sekarang," ujar Richard Cullen, Kuasa Hukum Sepp Blatter.

Tergantung sponsor

Andai kisruh antara Blatter dan para sponsor terus berlanjut, kondisi FIFA diperkirakan makin tenggelam. Pasalnya, operasional FIFA sangat tergantung pada sponsor utama.

Contoh, Coca Cola dan Visa, merupakan sponsor yang membayar sekitar masing-masing US$ 30 juta per tahun untuk menjadi mitra resmi FIFA. Mayoritas sumber pemasukan FIFA pada periode 2011-2014 bersumber dari hak siar televisi dan dari perjanjian pemasaran yang mencapai 65% atau setara US$ 1,58 miliar dari total pemasukan sebesar US$ 2,43 miliar.

Di ajang empat tahunan Piala Dunia, sekitar 30% dari total pemasukan rata-rata US$ 5 miliar disumbang oleh kontrak kerjasama dengan Coca-Cola, McDonald’s, dan Adidas AG. Yang jelas, FIFA kini mulai sulit mencari kontrak baru dari sponsor.

FIFA setidaknya menargetkan pendapatan dana sebanyak US$ 6 miliar untuk menggelar Piala Dunia di Rusia pada tahun 2018 mendatang. Namun, saat ini FIFA baru mengantongi uang sebesar US$ 5,72 miliar.

Skandal korupsi di FIFA semakin membesar tatkala Kejaksaan Agung Swiss (OAG) resmi memeriksa Blatter dengan tuduhan kesalahan manajemen dan penyalahgunaan dana. Kantor Blatter juga digeledah pada pekan lalu. Skandal FIFA turut menyeret Presiden Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) Michel Platini yang juga diperiksa.

Editor: Yudho Winarto