KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Layanan streaming musik Spotify telah mengajukan rencana penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) kepada Securities and Exchange Commission Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 2017. Spotify akan melantai di bursa saham New York Stock Exchange pada kuartal pertama tahun 2018. Reuters, Kamis (4/1) melaporkan, rencana go public Spotify ini akan meningkatkan nilai perusahaan menjadi US$ 19 miliar dari posisi sebelumnya senilai US$ 15 miliar. Rencana IPO Spotify ini akan menjadi perusahaan besar pertama yang melakukan pencatatan langsung. Spotify sudah memilih tiga penjamin emisi untuk rencana IPO ini. Di antaranya, The Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley dan Allen & Company LLC. Rupanya, jalan Spotify menuju bursa saham terjadi sedikit kendala. Saat ini, Spotify tengah digugat oleh Wixen Music Publishing Inc. Pasalnya, Spotify dituding menggunakan ribuan lagu tanpa lisensi dan kompensasi kepada penerbit musik. Wixen meminta ganti rugi senilai US$ 1,6 miliar kepada Spotify. Tuntutan hukum tersebut tidak akan berdampak besar pada IPO Spotify. Luke DeMarte, pengacara hak cipta Michael Best & Friedrich mengatakan, ia mengharapkan Wixen menyelesaikan kasus tersebut daripada tuntutan hukum sampai ke pengadilan. "Bukan kepentingan Wixen untuk menghentikan Spotify melakukan IPO melalui tuntutan ini," katanya. Spotify adalah perusahaan streaming musik global yang bersaing dengan Apple Inc dan Amazon.com Inc. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2006 ini memiliki lebih dari 140 juta pengguna aktif dan 60 juta pengguna berbayar, dengan lisensi musik mencapai lebih dari 30 juta lagu. Di AS, layanan streaming musik seperti Spotify, Apple Music dan Amazon Music masih berkembang pesat. Menurut pelacak data musik yakni BuzzAngle Music, penduduk di AS memilih layanan streaming untuk mendengarkan musik. Setidaknya, di tahun 2017, ada 377 miliar lagu yang diputar melalui layanan streaming. Dari sisi kinerja, Spotify tidak pernah menghasilkan keuntungan karena biaya lisensi musik yang tinggi. Pada 2016, Spotify memiliki pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar atau naik 52% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Spotify menanggung kerugian sebesar US$ 600 juta.
Spotify bakal IPO di kuartal I tahun ini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Layanan streaming musik Spotify telah mengajukan rencana penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) kepada Securities and Exchange Commission Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 2017. Spotify akan melantai di bursa saham New York Stock Exchange pada kuartal pertama tahun 2018. Reuters, Kamis (4/1) melaporkan, rencana go public Spotify ini akan meningkatkan nilai perusahaan menjadi US$ 19 miliar dari posisi sebelumnya senilai US$ 15 miliar. Rencana IPO Spotify ini akan menjadi perusahaan besar pertama yang melakukan pencatatan langsung. Spotify sudah memilih tiga penjamin emisi untuk rencana IPO ini. Di antaranya, The Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley dan Allen & Company LLC. Rupanya, jalan Spotify menuju bursa saham terjadi sedikit kendala. Saat ini, Spotify tengah digugat oleh Wixen Music Publishing Inc. Pasalnya, Spotify dituding menggunakan ribuan lagu tanpa lisensi dan kompensasi kepada penerbit musik. Wixen meminta ganti rugi senilai US$ 1,6 miliar kepada Spotify. Tuntutan hukum tersebut tidak akan berdampak besar pada IPO Spotify. Luke DeMarte, pengacara hak cipta Michael Best & Friedrich mengatakan, ia mengharapkan Wixen menyelesaikan kasus tersebut daripada tuntutan hukum sampai ke pengadilan. "Bukan kepentingan Wixen untuk menghentikan Spotify melakukan IPO melalui tuntutan ini," katanya. Spotify adalah perusahaan streaming musik global yang bersaing dengan Apple Inc dan Amazon.com Inc. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2006 ini memiliki lebih dari 140 juta pengguna aktif dan 60 juta pengguna berbayar, dengan lisensi musik mencapai lebih dari 30 juta lagu. Di AS, layanan streaming musik seperti Spotify, Apple Music dan Amazon Music masih berkembang pesat. Menurut pelacak data musik yakni BuzzAngle Music, penduduk di AS memilih layanan streaming untuk mendengarkan musik. Setidaknya, di tahun 2017, ada 377 miliar lagu yang diputar melalui layanan streaming. Dari sisi kinerja, Spotify tidak pernah menghasilkan keuntungan karena biaya lisensi musik yang tinggi. Pada 2016, Spotify memiliki pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar atau naik 52% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Spotify menanggung kerugian sebesar US$ 600 juta.