JAKARTA. Serikat Perusahaan Pers (SPS) menolak pemberlakuan regulated agent (RA) atau agen inspeksi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Kebijakan itu dinilai sebagai pembredelan pers gaya baru, karena dengan adanya kebijakan RA, media cetak nasional tidak bisa beredar di seluruh wilayah Indonesia. Ketua Harian SPS, M Ridlo 'Eisy mengatakan, penerapan RA merugikan industri pers, terutama media cetak nasional baik koran, tabloid maupun majalah. Selain karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk terbitan menjadi sangat mahal, proses pemeriksaan di RA juga sangat lama sehingga terbitan tidak bisa dikirimkan segera ke daerah. "Ini sama saja dengan pembredelan model baru," kata Ridlo dalam jumpa pers, Rabu (6/7). Ridlo mengatakan, beleid RA yang diterapkan pada Senin dan Selasa (4-5/7) kemarin berekses menumpuknya kargo di bandara. Perusahaan media yang bergerak di bisnis percetakan juga kena imbasnya. Selama dua hari tersebut, semua media nasional gagal mengirimkan terbitannya ke berbagai daerah di Luar Jawa.
SPS tuding agen inspeksi mematikan industri pers
JAKARTA. Serikat Perusahaan Pers (SPS) menolak pemberlakuan regulated agent (RA) atau agen inspeksi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Kebijakan itu dinilai sebagai pembredelan pers gaya baru, karena dengan adanya kebijakan RA, media cetak nasional tidak bisa beredar di seluruh wilayah Indonesia. Ketua Harian SPS, M Ridlo 'Eisy mengatakan, penerapan RA merugikan industri pers, terutama media cetak nasional baik koran, tabloid maupun majalah. Selain karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk terbitan menjadi sangat mahal, proses pemeriksaan di RA juga sangat lama sehingga terbitan tidak bisa dikirimkan segera ke daerah. "Ini sama saja dengan pembredelan model baru," kata Ridlo dalam jumpa pers, Rabu (6/7). Ridlo mengatakan, beleid RA yang diterapkan pada Senin dan Selasa (4-5/7) kemarin berekses menumpuknya kargo di bandara. Perusahaan media yang bergerak di bisnis percetakan juga kena imbasnya. Selama dua hari tersebut, semua media nasional gagal mengirimkan terbitannya ke berbagai daerah di Luar Jawa.