KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menargetkan keunggulan operasional sebagai fokus utama perusahaan pada 2026. Target tersebut ditempuh melalui penguatan kinerja operasional dan layanan terminal petikemas di berbagai wilayah. Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, mengatakan bahwa upaya peningkatan kinerja operasional akan didukung oleh kedatangan peralatan bongkar muat baru pada tahun depan. “SPTP masih menjadikan operasional yang unggul sebagai target utama perusahaan di tahun 2026. Hal itu akan didukung dengan alat bongkar muat yang didatangkan dalam kondisi baru,” ujar Widyaswendra kepada Kontqn, Rabu (17/12/2025).
Peralatan baru tersebut mencakup Quay Container Crane (QCC) yang beroperasi di dermaga serta Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) yang digunakan di lapangan penumpukan peti kemas. Kehadiran alat-alat baru ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan keandalan layanan di sejumlah terminal petikemas yang dikelola SPTP.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Arus Petikemas, SPTP Susun Roadmap Infrastruktur 2026–2030 Selain peremajaan alat, SPTP juga terus melakukan pengembangan infrastruktur pelabuhan sebagai bagian dari strategi jangka menengah perusahaan. Menurut Widyaswendra, investasi tersebut menjadi fondasi penting untuk menjaga efisiensi operasional seiring dengan pertumbuhan arus peti kemas. Dari sisi belanja modal SPTP menetapkan prioritas pada pemenuhan kebutuhan minimal infrastruktur dan suprastruktur terminal petikemas hingga 2026. Capex ini diarahkan untuk memastikan terminal tetap beroperasi secara optimal dan mampu mendukung peningkatan produktivitas secara berkelanjutan. Sementara itu, dalam menghadapi periode pembatasan angkutan barang selama Natal dan Tahun Baru (Nataru), SPTP menyiapkan sejumlah langkah antisipatif agar arus logistik tetap lancar dan tidak menimbulkan kemacetan di pelabuhan.
Baca Juga: Pelindo Perkuat Strategi Bisnis Berkelanjutan Dorong Ekonomi Maritim Nasional SPTP mengoptimalkan operasional terminal berbasis planning & control, di mana perencanaan bongkar muat telah dilakukan jauh sebelum kedatangan kapal. Pendekatan ini memungkinkan terminal memproyeksikan kebutuhan tambatan, kesiapan alat, hingga kapasitas lapangan penumpukan secara lebih akurat. Selain itu, fungsi Traffic and Safety Control dijalankan secara terintegrasi untuk mengatur pergerakan truk di dalam terminal. SPTP juga secara rutin mengevaluasi kapasitas terminal dan menyiapkan pengaturan area penumpukan (preferred area) guna mengantisipasi lonjakan arus peti kemas, khususnya pasca libur panjang. “Sebagai bentuk komitmen menjaga kelancaran arus logistik nasional, operasional terminal petikemas tetap berjalan 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, termasuk selama periode libur Natal dan Tahun Baru,” kata Widyaswendra. Di sisi lain, SPTP terus mendorong penerapan terminal booking system agar kedatangan truk ke terminal dapat dilakukan secara terjadwal. Langkah ini bertujuan untuk mendistribusikan arus truk secara lebih merata dan menghindari kepadatan pada jam-jam tertentu. Sebagai pendukung sistem tersebut, SPTP juga menyediakan truck waiting area yang dilengkapi ruang tunggu, akses WiFi, serta minuman gratis bagi pengemudi. Fasilitas ini telah diimplementasikan di sejumlah terminal dan dinilai memberikan dampak positif terhadap pengaturan arus truk. Ke depan, SPTP menilai tantangan utama adalah menjaga konsistensi penerapan sistem serta memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pengguna jasa, guna memastikan kelancaran layanan terminal petikemas secara berkelanjutan.
Baca Juga: Local Pride Spot Pelindo Dorong UMK Melesat ke Pasar Nasional dan Global Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News