KONTAN.CO.ID - BEIJING. Film serial Squid Game nampaknya menginspirasi sekelompok penipu di Tiongkok. Mereka menyasar orang-orang yang sedang mengalami kesulitan keuangan di tengah merosotnya kondisi ekonomi negeri tirai bambu tersebut. Untuk mendapatkan peserta, Tim tersebut menjanjikan mereka hadiah uang, restrukturisasi utang, dan skema lainnya.
Berbeda dengan serial Squid Game, para penipu Tiongkok ini tidak membuat aturan pertaruhan nyawa untuk peserta yang kalah melakukan disiplin diri selama rentang waktu tertentu. Namun pengadilan telah menemukan beberapa peserta dalam tantangan isolasi - yang membayar ratusan dolar untuk tinggal di sebuah kamar selama berhari-hari, mengikuti aturan yang ditentukan dengan harapan memenangkan sebanyak 1 juta yuan (US$140.000). Asal tahu saja, hadiah tersebut hanyalah sebuah tipuan.
Baca Juga: Pesawat Penumpang Jatuh di Kazakhztan, Ada Korban yang Selamat Dan regulator memperingatkan orang-orang tentang klaim keringanan utang yang meragukan. Tantangan isolasi, yang sering diiklankan di Douyin, sebutan untuk TikTok di Tiongkok, telah meningkat popularitasnya tahun ini karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat. Pertumbuhannya paling lambat dalam kurun waktu lebih dari setahun dalam tiga bulan hingga September, mendorong para pembuat kebijakan untuk menjanjikan langkah-langkah baru guna meningkatkan pendapatan rumah tangga di antara langkah-langkah lainnya. Daftar aturan yang panjang dalam tantangan tersebut termasuk istirahat di toilet tidak lebih dari 15 menit dan larangan menyentuh jam alarm lebih dari dua kali sehari. Banyak pemain mengeluh ketika mereka tidak dapat bertahan hidup di hari pertama karena pelanggaran yang terekam kamera pengawas, yang mereka bantah. Pada bulan Oktober, pengadilan di provinsi timur Shandong memerintahkan seorang penyelenggara untuk mengembalikan biaya pendaftaran sebesar 5.400 yuan (US$740) kepada seorang pemain bermarga Sun, dengan memutuskan bahwa kontrak tersebut tidak adil dan melanggar ketertiban umum dan moral yang baik. Sun mencoba memenangkan 250.000 yuan dengan bertahan hidup dalam tantangan isolasi selama 30 hari dengan aturan yang melarang merokok, penggunaan perangkat elektronik, konsumsi alkohol, dan kontak dengan siapa pun di luar ruangan. Pada hari ketiga tantangan tersebut, penyelenggara mengatakan Sun telah menutupi wajahnya dengan bantal, melanggar larangan bagi pemain untuk menutupi wajah mereka. Badan Cyberspace China, yang mengatur internet negara itu, dan ByteDance, pemilik Douyin, tidak menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar. Badan Regulasi Keuangan Nasional (NFRA) memperingatkan publik pada hari Selasa agar tidak tertipu oleh perantara utang yang mengaku membantu orang merestrukturisasi pinjaman mereka atau memperbaiki profil kredit mereka. Dengan menawarkan layanan mereka melalui telepon, teks, pamflet, dan iklan di media sosial, perantara tersebut mengklaim dapat membantu mendapatkan pinjaman baru atau menyediakan dana sementara, tetapi regulator memperingatkan bahwa layanan tersebut dikenakan biaya tinggi. “Perantara mengenakan biaya hingga 12% dari nilai pinjaman dalam bentuk biaya layanan,” kata National Business Daily yang didukung negara. Skema lain melibatkan penagihan biaya besar untuk membantu debitur memperbaiki catatan kredit mereka, menurut NFRA, yang memperingatkan bahwa informasi pribadi peminjam juga dapat bocor atau dijual.
Pinjaman rumah tangga China berjumlah total 82,47 triliun yuan (US$11,3 triliun) pada bulan November, menurut data bank sentral.
Baca Juga: Rencana Akusisi US Steel oleh Nippon Steel Dapat Dukungan Penjabat Setempat Editor: Tri Sulistiowati