SR021 Akan Terbit, Intip Perkiraan Kupon dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga, penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel tetap menarik. Jika tidak ada aral melintang, pemerintah akan kembali menawarkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri SR021 mulai 23 Agustus 2024.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penawaran SBN ritel akan terus diminati. Bahkan, ia menilai akan terus berkembang lantaran penetrasi pasar terus dilakukan.

"Apalagi dengan rate suku bunga saat ini yang masih tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/7).


Berdasarkan penerbitan seri SR020, sukuk ritel ini akan ditawarkan dalam dua tenor, yakni tiga tahun dan 5 tahun. Ramdhan memperkirakan kupon yang akan ditawarkan pemerintah berkisar 6,4% untuk tiga tahun dan 6,5% untuk lima tahun.

Baca Juga: Pemerintah Lelang 7 Seri Sukuk, Target Indikatif Rp 10 Triliun pada Selasa (16/7)

Kupon tersebut lebih tinggi dibandingkan SR020 yang menawarkan kupon 6,3% untuk tiga tahun. Sementara tenor lima tahun sebesar 6,4%.

Namun memang, saat ini pasar berekspektasi adanya pemangkasan suku bunga the Fed. Berdasarkan CME Fedwatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga the Fed di September naik menjadi 90,3% yang naik signifikan dari pekan lalu di 72,2%.

Ramdhan mengakui hal tersebut dapat mempengaruhi penawaran kupon pemerintah. "Namun, jika memang mengecil penawaran kupon akan berkisar di 6,3% untuk tiga tahun dan 6,4% untuk lima tahun," katanya.

Terlepas dari besaran kupon, Ramdhan memprediksi minat SR021 akan tetap tinggi. Ia memperkirakan penjualan pemerintah akan berkisar Rp 15 triliun - Rp 20 triliun.

"Ini berpotensi lebih tinggi jika ada SBN ritel yang jatuh tempo pada saat pemasaran," katanya.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga sepakat bahwa pemangkasan suku bunga the Fed dapat memberikan pengaruh terhadap penawaran kupon dari pemerintah. Namun begitu, ia juga meyakini penawarannya masih akan lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya.

Menurutnya, dengan asumsi suku bunga belum turun maka kupon untuk tiga tahun di kisaran 6,7% dan kupon lima tahun di kisaran 6,8%. "Jika memang turun, masih akan tetap lebih tinggi dibandingkan SBN ritel yang telah terbit, saya kira 6,5% investor masih akan dapat," katanya.

Baca Juga: Utang Pemerintah Naik Lagi, Kini Tembus Rp 8.353,02 Triliun per Mei 2024

Terkait permintaan, Fikri menilai untuk investor lama akan tetap tinggi. Namun, untuk investor baru jumlahnya akan lebih terbatas.

Ia menjelaskan, investor baru lebih terbatas karena tidak ada 'booster' tertentu, seperti dividen atau pendapatan lainnya, seperti THR. Justru ia melihat bahwa untuk kelas tertentu saat ini agak diberatkan karena daya beli yang akan berkurang mempertimbangkan biaya tahun ajaran baru.

Namun, ia tetap memperkirakan penjualan SR021 akan berkisar Rp 15 triliun - Rp 20 triliun. Adapun penjualan SR020, pemerintah mencatatkan penjualan Rp 21,35 triliun.

Selanjutnya: Kualitas Kredit Perbankan Mulai Menunjukkan Tanda Perbaikan

Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sunscreen untuk Remaja dengan Tepat, Berapa SPF yang Ideal?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .