COLOMBO. Bank Sentral Sri Lanka menahan suku bunganya di level yang cukup rendah dalam tiga tahun ini untuk menyokong pemulihan perekonomian. Saat ini, reverse repurchase rate di negara ini 10,5%. Sementara itu, repurchase rate juga tetap berada di level 8%. Gubernur Bank Sentral India mengatakan, bank sentral masih memiliki cukup ruang untuk membabat suku bunga jika inflasi rendah. Sementara itu, indeks saham Sri Lanka yang membukukan kinerja paling bagus di Asia tahun ini, telah mulai mumbul ke level optimisme. "Dengan inflasi yang rendah, bank sentral masih bisa mengusahakan pemangkasan bunga," kata Danushka Samarasinghe, Research Manager Asia Securities Ltd. di Colombo. Indeks harga konsumen kemungkinan akan merangkak antara 3-5% tahun ini; dan inflasi kemungkinan akan sebesar 5-6% di tahun 2010. "Kami mengharapkan bisa mengelola level inflasi cukup rendah dalam beberapa bulan ini," kata bank sentral. Perekonomian Sri Lanka yang sebesar US$ 41 miliar kemungkinan akan tumbuh 6% tahun depan setelah membiak sebesar 3,5% tahun ini. Hal ini bakal disurung oleh permintaan domestik termasuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi setelah perang saudara berakhir.
Sri Lanka Tahan Suku Bunga
COLOMBO. Bank Sentral Sri Lanka menahan suku bunganya di level yang cukup rendah dalam tiga tahun ini untuk menyokong pemulihan perekonomian. Saat ini, reverse repurchase rate di negara ini 10,5%. Sementara itu, repurchase rate juga tetap berada di level 8%. Gubernur Bank Sentral India mengatakan, bank sentral masih memiliki cukup ruang untuk membabat suku bunga jika inflasi rendah. Sementara itu, indeks saham Sri Lanka yang membukukan kinerja paling bagus di Asia tahun ini, telah mulai mumbul ke level optimisme. "Dengan inflasi yang rendah, bank sentral masih bisa mengusahakan pemangkasan bunga," kata Danushka Samarasinghe, Research Manager Asia Securities Ltd. di Colombo. Indeks harga konsumen kemungkinan akan merangkak antara 3-5% tahun ini; dan inflasi kemungkinan akan sebesar 5-6% di tahun 2010. "Kami mengharapkan bisa mengelola level inflasi cukup rendah dalam beberapa bulan ini," kata bank sentral. Perekonomian Sri Lanka yang sebesar US$ 41 miliar kemungkinan akan tumbuh 6% tahun depan setelah membiak sebesar 3,5% tahun ini. Hal ini bakal disurung oleh permintaan domestik termasuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi setelah perang saudara berakhir.