Sri Lanka Tak Ubah Suku Bunga



NEW DELHI. Bank sentral Sri Lanka kemungkinan akan mulai memudahkan ongkos utangan setelah menjaga suku bunga pinjaman tidak berubah sama sekali pada hari Jumat (19/12) karena mereka memprediksikan inflasi akan berjalan lebih lambat dari tahun sebelumnya. Suku bunga patokan Sri Lanka tidak berubah dari posisi sebelumnya, yaitu 10,5% hingga pertemuan yang ke-22. Pasalnya, bank sentral berusaha menjaga inflasi yang selama ini sekitar lebih dari 16%. Bank sentral yang berbasis di Colombo kembali mengulang pemangkasan target suplai uang setelah tiga kali pengurangan selama tahun ini untuk mengikis dana segar di perekonomian dan mengademkan harga-harga di pasar. Mendekap tingkat inflasi yang paling tinggi di Asia telah memberikan ruang yang sangat tebatas bagi Gubernur Nivard Cabraal untuk membikin kebijakan moneter menjadi tenang untuk mendorong ekspansi perekonomian. Padahal, roda ekonomi di negara ini sudah melambat di kuartal terakhir seiring dengan perekonomian yang terjungkal yang menghajar ekspor. Masih lagi, inflasi yang tenang memberi bank sentral cukup ruang untuk bermanuver di bulan-bulan yang akan datang. Hari ini, bank sentral Sri Lanka memang menggelar pertemuan untuk mematok target pertumbuhan tahunan untuk reserve money agar tetap di level 9,7% Hal ini juga berkaitan untuk menjaga statutory reserve ratio atau jumlah dana yang didepositokan oleh para peminjam yang disimpan sebagai cadangan, tidak berubah di level 7,75% setelah dilakukan pengurangan selama dua kali sejak awal Oktober. “Perlambatan yang lebih jauh dalam inflasi akan membantu investor dan konsumen untuk mengambil keputusan secara efektif untuk meningkatkan outlook pertumbuhan ekonomi. Inflasi kemungkinan akan menggelinding di tingkat yang jauh lebih pelan ketimbang yang diprediksikan sebelumnya,” kata bank sentral dalam pernyataannya hari ini. Sri Lanka menghindari untuk membebek Filipina maupun AS untuk memangkas suku bunga acuan pada minggu ini demi menyurung pertumbuhan. Pertumbuhan senilai US$ 32 juta bergerak lambat 6,3% pada kuartal lalu dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


Editor: