Sri Mulyani akui sudah ada 'warning' harga pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga beras dikhawatirkan dapat memicu laju inflasi pada Januari 2018 ini. Sebab, pangan adalah salah satu faktor utama penyebab inflasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah secara berkala melakukan respon terhadap kecenderungan data dari harga baik pangan maupun non pangan. Bulan-bulan yang lalu, ia mengatakan, memang sudah ada warning bahwa kenaikan harga pangan terutama beras sudah mulai muncul.

“Oleh karena itu, keputusan pemerintah waktu itu, sesudah dilakukan rapat koordinasi dengan Pak Wapres dan menteri-menteri terkait fokus untuk menstabilkan harga beras,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (15/1).


Dengan demikian, hal ini menjadi salah satu yang utama pada bulan-bulan ini untuk diperhatikan oleh pemerintah sehingga pada akhirnya stabilisasi harga ini dilakukan dengan langkah impor beras.

“Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sehingga kami bisa menjalankan keputusan pemerintah itu secara baik transparan,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lonjakan harga beras dapat mempengaruhi laju inflasi bulan ini. Terlebih bila harga beras tak kunjung turun di akhir bulan.

"Kalau harganya membaik di akhir bulan, tidak banyak pengaruhnya. Tapi kalau harganya tidak membaik maka pengaruhnya akan banyak," kata Darmin.

Oleh karena itu, demi mengamankan harga beras, pemerintah berupaya mengendalikan laju kenaikan harga. Hal ini salah satunya dilakukan dengan membuka keran impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton pada akhir Januari 2018 untuk mengatasi kelangkaan pasokan beras yang berdampak pada naiknya harga jual beras di tingkat pengecer.

"Jadi, dengan adanya langkah-langkah yang diambil, untuk operasi pasar, rastra (beras sejahtera), kemudian impor. Kami sedang mengambil langkah-langkah supaya harganya tidak bertahan (naik)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto