KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dinamika perekonomian yang terjadi sejak awal tahun membuat sejumlah asumsi makroekonomi dalam APBN 2020 bergerak sangat dinamis. Hal ini terlihat dari realisasi sejumlah indikator makroekonomi yang sampai dengan Februari lalu meleset dari asumsi awal pemerintah. Baca Juga: Ada corona, Sri Mulyani proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,5%-4,9% di kuartal I 2020
Asumsi nilai tukar rupiah, misalnya, pada awalnya ditetapkan sebesar Rp 14.400 per dollar AS. Meski secara year-to-date (ytd) realisasi kurs rupiah masih di level Rp 13.910, namun secara end of period (eop) posisi nilai tukar rupiah sudah hampir menyentuh Rp 15.100 per dollar AS. Begitu juga dengan realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang mencapai US$ 60,99 per barel secara ytd dan US$ 56,61 per barel secara eop. Padahal asumsi yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi yaitu US$ 63 per barel. Adapun inflasi ditargetkan sebesar 3,1% sepanjang tahun ini. Namun per Februari lalu, inflasi berada pada level 2,98% secara year-on-year (yoy). Dengan dinamika kondisi perekonomian global dan domestik saat ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, asumsi indikator makroekonomi pada 2020 akan mengalami perubahan yang cukup signifikan.