Sri Mulyani beberkan potensi keuangan syariah yang lebih US$ 4 triliun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan satu dekade yang lalu, industri keuangan syariah merupakan industri yang relatif kecil dengan adopsi dan kecanggihan terbatas. 

Namun kini, dengan kepemimpinan Indonesia dan pemangku kepentingan keuangan Islam global lainnya di seluruh dunia, keuangan Islam telah memantapkan dirinya sebagai pasar utama dalam ekosistem keuangan global serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial global.

Menurut Sri Mulyani, saat ini, keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat dari industri keuangan global dan terus berkembang. 


Ia bilang, aset keuangan Islam telah meningkat secara signifikan dan jumlahnya meningkat tiga kali lipat selama pasca krisis keuangan global, di mana sekarang mewakili sekitar US$ 2 triliun dalam aset perbankan dan sekitar US$ 400 miliar dalam aset pasar modal. 

Baca Juga: Outstanding pinjaman fintech lending capai Rp 20,61 triliun hingga April 2021

"Tren positif ini diprediksi akan terus tumbuh sekitar US$ 3 triliun pada tahun 2024,” jelas Menkeu dalam keynote speechnya secara daring pada Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference (BICAM) 2021 dengan topik Stimulating the Development of Islamic Capital Market Sector: A Story from Indonesia, Rabu (2/6).

Industri keuangan Islam, tidak hanya menarik negara-negara Muslim tetapi juga telah mendapatkan perhatian dari negara-negara non Muslim. Keuangan Islam telah berkembang dan menjadi penting secara sistemik di beberapa negara. 

Praktik keuangan Islam telah menarik banyak sektor. Ini didorong oleh fitur kompetitifnya yang menggunakan konsep re-sharing, serta menyebarkan keuangan ke ekonomi riil dan memfasilitasi redistribusi kekayaan dan peluang.

“Dalam perjalanan perkembangan keuangan Islam ini, Indonesia sangat bangga menjadi salah satu pemimpin utama dalam menerapkan inisiatif utama untuk mengembangkan sektor ini lebih jauh. Secara global maupun internasional, Republik Indonesia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu penerbit sukuk global terbesar dan penerbit sukuk hijau yang pertama,” tutup Menkeu.

Baca Juga: Gandeng Kimia Farma Diagnostika, besok Danamon akan mulai vaksinasi 1.000 karyawan

Sebagai informasi, Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference 2021 (BICAM) diselenggarakan oleh Brunei Institute of Leadership & Islamic Finance (BILIF), sebelumnya dikenal sebagai Center For Islamic Banking, Finance And Management (CIBFM).

Konferensi hybrid selama 2 hari ini merupakan kerjasama dengan International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) yang akan membahas berbagai topik terkait Pasar Modal Islam khususnya dalam konteks Brunei seperti isu dan tantangannya, dampak pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi sekaligus mempromosikan ketahanan, keberlanjutan, dan inklusivitas ekosistem Pasar Modal Syariah. 

Diadakan di International Convention Center (ICC), BICAM 2021 menghadirkan pemain kunci lokal dan internasional untuk berbagi ide dan keahlian mereka. 

Selanjutnya: Postur Keuangan BRI Tetap Bertumbuh, Meski BRIsyariah Dialihkan Ke BSI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli