Sri Mulyani Beberkan Sederet Tantangan Global yang Harus Diwaspadai Indonesia



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketimpangan antara negara maju dan berkembang membuat pemulihan ekonomi global tidak merata.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini, perekonomian global tengah menghadapi banyak risiko dari sisi ekonomi, misalnya tingkat inflasi yang melaju tinggi karena ada gangguan dari sisi pasokan.

Selain itu, global juga tengah dihadapkan pada tantangan dan efek dari geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang bisa mengancam ekonomi global bahkan tanah air.


Peperangan tersebut juga akhirnya berefek pada kenaikan harga yang cukup ekstrim di berbagai belahan dunia. Sehingga memaksa pengetatan kebijakan moneter di berbagai belahan dunia dan  menciptakan volatilitas di pasar keuangan.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Mampu Keluar dari Tiga Kali Krisis Ekonomi

“Ini semua akan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi proses pemulihan ekonomi, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kondisi sekarang, terutama di sisi keuangan, pengetatan moneter, yang mungkin akan diukur ulang akibat konflik Rusia Ukraina,” tutur Sri Mulyani dalam agenda "Fitch on Indonesia - Exit Strategy after the Pandemic", Rabu (16/3).

Selain itu, Sri Mulyani juga mengungkapkan, efek dari adanya geopolitik Rusia dan Ukraina akan menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi. Misalnya akan memengaruhi terhadap tingginya harga komoditas, yang peningkatannya sangat ekstrim.

Adapun, menurutnya pengenaan sanksi ekonomi ke Rusia juga dapat menambah volatilitas di pasar modal dan pasar finansial, meski pasar Rusia terhadap perekonomian Indonesia relatif kecil.

Baca Juga: Luhut Beberkan Abu Dhabi Bakal Tanam Modal US$ 2 Miliar di Ibu Kota Baru

Menurutnya, Indonesia masih dapat menahan gejolak perekonomian tersebut. Sri Mulyani juga melihat pemulihan ekonomi masih akan terus berlanjut. Sebab, purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia telah berada pada tingkat ekspansi, kepercayaan konsumen telah pulih dan terus stabil meskipun Omicron masih membayangi.

“Sejauh ini, IHSG bahkan bergerak ke arah positif dan nilai tukar rupiah masih relatif stabil. Namun bukan berarti lengah, kita akan lihat efek panjang yang sangat kompleks,” imbuh Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli